Hilirisasi Perkebunan Diproyeksikan Ciptakan 1,6 Juta Lapangan Kerja Baru

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (DOK. Humas Kementan)

Jakarta, tiradar.id – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan program hilirisasi perkebunan akan menjadi motor penggerak baru perekonomian rakyat sekaligus memperkuat industri nasional. Program ini diproyeksikan mampu membuka 1,6 juta lapangan kerja baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

“Hilirisasi perkebunan ini akan menciptakan 1,6 juta tenaga kerja,” ujar Mentan Amran saat rapat koordinasi bersama BUMN pangan membahas hilirisasi komoditas perkebunan di Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/9).

Amran menyebut langkah tersebut merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto agar sektor pertanian memberikan nilai tambah melalui hilirisasi. “Kita ingin hilirisasi perkebunan agar tercipta added value. Dalam program ini, kita juga lakukan replanting dengan tanaman baru,” tambahnya.

Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun, sebagian di antaranya untuk pengadaan bibit yang akan dibagikan secara gratis kepada petani. Selain itu, PTPN ditunjuk sebagai motor pendampingan di lapangan.

Salah satu fokus utama program adalah komoditas tebu. Pemerintah mengalokasikan Rp1,6 triliun untuk program bongkar ratoon atau peremajaan tebu tidak produktif. Dari dana tersebut, ditargetkan peremajaan mencakup 100 ribu hektare lahan, dengan 70 ribu hektare di Jawa Timur yang meliputi 26 kabupaten.

“Bayangkan, dengan kebijakan bongkar ratoon, dari biasanya hanya 5 ribu hektare per tahun, kini naik menjadi 17 ribu hektare. Kenaikan hingga 200 persen. Sekarang kita tambah lagi dana, bongkar ratoon gratis,” kata Amran.

Ia menegaskan program tersebut merupakan salah satu bantuan terbesar pemerintah di sektor perkebunan. “Kalau bisa, tiga bulan selesai. Tahun depan akan ada lagi. Tolong sampaikan kepada petani, ayo segera bongkar ratoon karena dananya sudah cair,” tegasnya.

Selain program peremajaan, pemerintah juga meluncurkan kebijakan baru terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Batas maksimal akumulasi pinjaman subsidi kini dihapus, sehingga petani dapat mengakses pembiayaan tanpa batas selama memenuhi syarat.

Menurut Amran, kebijakan ini menunjukkan komitmen besar Presiden untuk membangkitkan sektor pertanian. “BUMN harus bangkit secara eksponensial. Teman-teman PTPN juga petarung, tinggal ditemani bertarung,” ujarnya.

Selain tebu, komoditas strategis lain yang masuk program hilirisasi antara lain kakao, kelapa, kopi, mete, lada, dan pala. Dengan langkah ini, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara unggul dan berjaya di sektor perkebunan.

Rakor hilirisasi perkebunan tersebut diikuti BUMN pangan, termasuk Pupuk Indonesia Holding Company, Perum Bulog, Holding PTPN III, PTPN I, PTPN IV, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), PT Riset Perkebunan Nusantara, dan ID Food.