Hilangkan Hambatan Perjanjian Dagang, Pemerintah RI Akan Terus Optimalkan Ekspor Tekstil

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Economic Update CNBC Indonesia, di Jakarta, Senin (10/7/2023). ANTARA/HO-KemenkoEkonomi.

Jakarta, tiradar.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah akan terus mengoptimalkan ekspor tekstil dan pakaian jadi dengan mengatasi hambatan dagang melalui perjanjian dagang yang berbagai.

Indonesia saat ini fokus untuk menyelesaikan perundingan perjanjian kerja sama antara Indonesia dengan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA) dan memanfaatkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

“Aktifitas yang kita fokuskan adalah penyelesaian IEU-CEPA dengan harapan dapat membuka pasar yang lebih luas, sementara dalam pilar pertama IPEF, negara-negara anggota sedang membahas fasilitas perdagangan. Pemerintah berharap agar hambatan di negara-negara tersebut dapat dikurangi,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi pada hari Senin.

Baca Juga:  Tahun 2024, Pemkab Subang Baru Dapat 1 Milyar Dari IMTA

Menurutnya, saat ini Indonesia sedang bersiap untuk masuk ke dalam rantai pasok global dalam produksi mineral penting atau komponen penting yang dapat digunakan dalam semikonduktor.

Hal ini karena pada awal pandemi COVID-19 dua tahun yang lalu, rantai pasok global, termasuk rantai pasok mineral penting yang sangat bergantung pada Tiongkok, mengalami gangguan serius ketika Tiongkok melakukan penutupan perdagangan.

Gangguan dalam rantai pasok tersebut juga menyebabkan kenaikan harga komoditas yang signifikan, sehingga para investor sedang mempertimbangkan Indonesia sebagai alternatif produsen mineral penting.

Baca Juga:  Soal Piala Dunia U20, Presiden: Jangan Campur Aduk Olahraga dengan Politik

“Yang paling penting adalah mineral penting, termasuk dalam produksi baterai berbasis nikel. Ke depan, mineral penting ini tidak hanya diperlukan untuk mobilitas, tetapi juga untuk energi terbarukan,” ujar Airlangga.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para investor di Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus, dan Zona Perdagangan Bebas.

“Para investor optimis dalam melakukan investasi di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa basis produksi di Indonesia memiliki daya saing dari segi biaya, karena kita memiliki biaya energi atau listrik yang efisien, termasuk biaya gas. Hal ini menjadi bagian dari daya saing industri kita dibandingkan dengan negara lain,” tambahnya.(*)

Baca Juga:  Perubahan Anggaran Tahun 2023 Diperlukan

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Menko Airlangga optimalkan ekspor dengan hilangkan hambatan dagang