Pengamat: Persib Bandung Juara dengan Kekuatan Kolektif dan Konsistensi

Pengamat Sepakbola, M Kusnaeni (Foto: RRI/Rian Apridhani)

Palembang, tiradar.id – Keberhasilan Persib Bandung menjuarai kompetisi musim 2024–2025 menjadi bukti bahwa kerja kolektif, semangat juang, dan manajemen tim yang solid mampu mengalahkan materi pemain bintang. Di tengah persaingan ketat dan dinamika sepak bola nasional, tim berjuluk Pangeran Biru tampil sebagai kampiun dengan cara yang mengesankan.

Meski tak diperkuat skuad bertabur bintang, Persib menunjukkan konsistensi luar biasa sepanjang musim. Perjalanan menuju tangga juara bukan tanpa rintangan. Badai cedera menghantam sejumlah pemain kunci seperti Febri Haryadi, David Da Silva, Rezaldi Hehanusa, Dimas Drajad, Dedi Kusnandar, hingga Rahmat Irianto. Namun, Maung Bandung tetap tampil stabil dan bahkan lebih konsisten dibandingkan tim-tim lain yang memiliki nama besar dalam skuadnya.

Baca Juga:  Dukungan Pengusaha untuk Timnas U-23 Indonesia Menuju Paris 2024, Disuntik Dana Rp27 Miliar

Menurut pengamat sepak bola nasional, M. Kusnaeni, kesuksesan Persib sangat dipengaruhi oleh atmosfer tim yang kondusif. Tidak adanya persoalan internal seperti keterlambatan gaji serta hubungan harmonis antara pemain, pelatih, dan manajemen menjadi fondasi kuat pencapaian ini.

Kusnaeni juga menyoroti peran besar pelatih Bojan Hodak dalam membawa Persib ke puncak klasemen. Pelatih asal Kroasia ini dinilai mampu mengoptimalkan peran pemain pelapis saat para pemain inti harus menepi akibat cedera. “Pemain lapis kedua mampu tampil solid dan mengisi kekosongan dengan baik. Ini menjadi kunci konsistensi Persib sepanjang musim,” ujarnya.

Faktor eksternal pun turut membantu perjalanan Persib. Rival-rival seperti Persija Jakarta, Bali United, dan Persebaya Surabaya mengalami berbagai kendala. Persija terjebak masalah internal, Bali United kurang cermat dalam merekrut striker, dan Persebaya dinilai memiliki kedalaman skuad yang tak merata. Sementara itu, Borneo FC dinilai belum memiliki sosok pemimpin sejati di lapangan.

Baca Juga:  Ini yang Dikatakan Jokowi Usai Timnas Indonesia Kalah oleh Uzbekistan

Di antara para pesaing, hanya Dewa United yang dianggap memberikan perlawanan berarti. Namun, menurut Kusnaeni, tim ini belum memiliki kematangan dan mental juara yang teruji. Ditambah minimnya dukungan suporter, perjuangan Dewa United belum cukup untuk menggoyahkan dominasi Persib.

Meski sukses menjuarai liga, Kusnaeni mengingatkan agar Persib tidak larut dalam euforia. Tantangan terbesar ke depan adalah regenerasi pemain. Mayoritas pemain kunci Persib saat ini telah memasuki usia kepala tiga, dan tanpa regenerasi yang tepat, prestasi musim ini bisa jadi sulit diulang.

Baca Juga:  Timnas Indonesia U-20 Tumbangkan Argentina 2-1 di Seoul Earth On Us Cup 2024

“Persib perlu segera merekrut lebih banyak pemain muda dalam usia emas (23–28 tahun) untuk mengisi starting eleven. Ini adalah ujian sebenarnya bagi Persib untuk mempertahankan dominasinya di sepak bola nasional,” tutup Kusnaeni.