Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

Arsip- Situasi di area wisata alam Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (9/9/2024). (ANTARA/Rubby Jovan)

Subang, tiradar.id – Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang mengalami peningkatan. Berdasarkan data kegempaan dari 30 Mei hingga 2 Juni 2025, tercatat 21-37 gempa hembusan dan 134 gempa frekuensi rendah. Pemantauan deformasi menggunakan EDM dan GNSS menunjukkan adanya inflasi atau peningkatan tekanan pada tubuh gunung.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhamad Wafid, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi di sekitar gunung serta frekuensi rendah gempa dapat memicu perambatan panas magma ke dalam tubuh gunung. Hal ini dapat menyebabkan pemanasan air tanah secara ekstrem hingga menghasilkan uap bertekanan tinggi yang berpotensi menyebabkan erupsi freatik.

Gempa frekuensi rendah menandakan pergerakan fluida di kedalaman dangkal, yang berhubungan dengan peningkatan intensitas hembusan gas. Meskipun belum terdeteksi tekanan dari magma dalam, aktivitas ini menunjukkan potensi bahaya erupsi freatik yang bisa terjadi tanpa gejala vulkanik mencolok.

Status vulkanik Tangkuban Perahu saat ini masih berada di Level I (Normal), dengan aktivitas hembusan asap putih dari Kawah Ratu setinggi 5–120 meter. Namun, masyarakat dan pengunjung diminta tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama, dan segera meninggalkan lokasi jika asap mengental atau tercium bau gas menyengat.

Badan Geologi mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti informasi resmi. Evaluasi status gunung akan terus dilakukan. Pemerintah daerah bersama BPBD diminta menjaga koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Perahu dan Pusat Vulkanologi, mengingat gunung ini pernah mengalami erupsi freatik pada 2019 yang menyebabkan statusnya sempat naik ke Level II (Waspada).

Sumber: ANTARA