Garut, tiradar.id – Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan hebat saat proses pemusnahan amunisi yang tidak laik pakai milik TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5). Seluruh jenazah korban kini telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, R. Vini Adiani Dewi, mengonfirmasi bahwa jenazah para korban telah berada di RSUD Pameungpeuk. Namun, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan berapa dari korban yang berasal dari unsur TNI maupun warga sipil.
“Jenazah 13 korban sudah berada di RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut,” kata Vini saat dihubungi dari Bandung, Senin. “Namun belum bisa diidentifikasi karena masih menunggu pihak TNI dan Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polri.”
Ia juga menyebutkan bahwa hingga saat ini Dinas Kesehatan belum menerima laporan adanya korban luka dalam peristiwa tersebut, dan baru menerima informasi terkait korban meninggal dunia.
Ledakan terjadi saat proses pemusnahan bahan peledak yang diketahui berasal dari Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III, yang berada di bawah naungan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (Puspalad). Proses tersebut dilakukan di wilayah pantai Desa Sagara, sebuah area yang biasa digunakan untuk latihan dan pemusnahan amunisi.
Berikut adalah nama-nama korban yang dilaporkan meninggal dunia:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Iyus Ibing bin Inon
- Anwar bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Toto
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
- Kopda Eri Dwi Priambodo
- Pratu Aprio Setiawan
Pihak TNI AD sebelumnya juga telah memberikan penjelasan mengenai kronologi kejadian, menyebutkan bahwa ledakan dipicu oleh detonator saat proses pemusnahan berlangsung. Investigasi lebih lanjut masih terus dilakukan oleh otoritas berwenang untuk memastikan penyebab pasti insiden tragis ini.
Peristiwa ini menjadi perhatian nasional, mengingat besarnya dampak serta jumlah korban jiwa. Pemerintah daerah dan aparat terkait kini tengah berkoordinasi untuk penanganan lebih lanjut, termasuk identifikasi korban dan pendampingan keluarga.