Ragam  

Cara Mengatasi Obsesi Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Jakarta, tiradar.id – Era industri telah menciptakan manusia-manusia kompetitif yang bersemangat untuk menjadi juara dalam segala aspek kehidupan. Obsesi untuk memenangi setiap tantangan dan persaingan membuat banyak orang mengejar kesempurnaan dengan sikap yang terlalu keras pada diri sendiri. Namun, dalam perjalanan mencapai keunggulan, seringkali kita lupa untuk menyayangi diri sendiri.

Dr. Kristin Neff, seorang profesor psikologi di Universitas Texas, menegaskan bahwa The Power of Self Compassion atau kekuatan belas kasih pada diri sendiri merupakan hal yang penting. Hidup di masa yang serba kompetitif seringkali membuat kita kehilangan sikap sayang pada diri sendiri. Bekerja tanpa kenal waktu, mengejar target tanpa henti, dan terus berlari tanpa istirahat dapat mengakibatkan penganiayaan terhadap tubuh.

Dalam perspektif maraton kehidupan, kita diingatkan untuk mengatur stamina agar tidak tumbang di tengah jalan. Memiliki target dan tenggat waktu adalah hal yang penting, tetapi kita perlu bijak dalam menetapkannya. Jangan sampai target dan tenggat waktu menjadi beban yang membuat kita kehilangan kendali terhadap hidup.

Baca Juga:  Menkominfo Sebut Starlink Tidak Akan Ganggu Ekosistem PJI Lokal

Tanda-tanda Perfeksionis yang Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Orang yang terlalu keras pada diri sendiri, terutama perfeksionis, memiliki ciri-ciri tertentu. Mereka mungkin terus-menerus mengejar target, menetapkan tenggat waktu yang tidak realistis, menggunakan kata “harus” secara berlebihan, sulit menerima kekurangan diri, tidur terganggu oleh pikiran pekerjaan, dan pura-pura tidak apa-apa ketika sebenarnya mereka sudah lelah.

Belas Kasih pada Diri Sendiri: Kunci Bahagia dalam Berkarya

Bekerja dan berkarya seharusnya membuat kita merasa berharga, bangga, dan bahagia. Namun, proses tersebut juga harus menyenangkan. Jika pekerjaan terasa menyiksa dan dilakukan dengan terpaksa, perlu dilakukan evaluasi. Perfeksionis cenderung bersikap keras pada diri sendiri, dan tanda-tanda seperti terus-menerus mengejar target dan tenggat waktu perlu diwaspadai.

Baca Juga:  Waspada! Memiliki Lemak Berlebih Beresiko Terkena Alzheimer

Pentingnya belas kasih pada diri sendiri juga disoroti. Menerima kekurangan dan memaafkan diri sendiri adalah langkah awal untuk menciptakan suasana kerja yang sehat. Psikolog sosial Alice Boyes bahkan berpendapat bahwa kesalahan dapat memotivasi kita untuk memperbaiki diri.

Mengatasi Sikap Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Untuk mengatasi sikap terlalu keras pada diri sendiri, kita perlu mengenali tanda-tanda tersebut dan memberikan ruang untuk kelemahan manusiawi. Menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri.

Menolak tugas yang berlebihan dan melampaui batas adalah tindakan yang bijak. Bersyukur atas anugerah Tuhan tanpa membandingkan diri dengan orang lain juga dapat membantu menghindari sikap keras pada diri sendiri. Ingatlah bahwa kita berharga bukan hanya dalam pencapaian karier, tetapi juga sebagai individu yang unik dengan potensi dan keistimewaan masing-masing.

Baca Juga:  Subang Darurat DBD, 22 Warga Meninggal Akibat Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

Kesimpulan: Menemukan Keseimbangan dalam Berkarya

Bekerja dan berkarya adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, namun, menjaga keseimbangan dan menyayangi diri sendiri adalah kunci untuk menjalani perjalanan ini dengan bahagia dan sehat. Marilah kita tidak lupa untuk memberikan diri kita sendiri belas kasih, menerima kekurangan, dan menemukan kekuatan dalam setiap langkah yang kita ambil.