Ragam  

Kontribusi PT SIG dalam Pelestarian Warisan Arkeologi dan Budaya di Sulsel

Tim Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX melakukan kajian pada lukisan dinding gua prasejarah di Bulu Sipong, Pangkep, Sulawesi Selatan. ANTARA/HO-Semen Indonesia

Jakarta, tiradar.id – Pada tahun 2024, PT Semen Indonesia Tbk (SIG) mendapat penghargaan dari SPAFA International Conference on Southeast Asian Archaeology and Fine Arts (SPAFACON) atas komitmennya dalam pelestarian warisan arkeologi dan budaya di Bulu Sipong IV, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Acara SPAFACON merupakan forum internasional yang diadakan di Bangkok, Thailand, untuk memperbarui pengetahuan dan berbagi informasi tentang arkeologi di Asia Tenggara.

SIG adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang aktif terlibat dalam konservasi situs arkeologi di Indonesia. Hal ini tercermin dalam langkah konkret mereka seperti merilis Dokumen Rencana Pengelolaan Warisan Budaya (CHMP) untuk situs prasejarah di Bulu Sipong IV. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen SIG untuk menjaga keberlanjutan dan menghormati nilai-nilai budaya yang ada di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga:  Akupuntur sebagai Terapi Komplementer untuk Mengelola Diabetes

Menurut Noel Hidalgo Tan, seorang pakar arkeologi senior dan kepala tim penyelenggara SPAFACON, SIG bisa menjadi teladan bagi perusahaan lain di Indonesia dan Asia Tenggara dalam hal pelestarian warisan budaya. Keberhasilan SIG dalam mengintegrasikan praktik pelestarian dengan operasional tambang mereka di Sulawesi Selatan adalah bukti nyata dari komitmen mereka.

Di Sulawesi Selatan, khususnya daerah karst Maros-Pangkep, terdapat berbagai situs bersejarah seperti lukisan gua tertua di dunia. SIG, melalui anak perusahaannya PT Semen Tonasa, telah menjalin kerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX untuk mengelola dengan baik kawasan Bulu Sipong.

Langkah-langkah konkrit seperti pemantauan getaran dan udara ambien, serta pengecoran jalan dan revegetasi, menjadi bagian dari upaya SIG untuk memastikan bahwa situs-situs bersejarah tersebut terjaga dengan baik.

Baca Juga:  Kemenkominfo Dorong UMKM untuk Manfaatkan Teknologi dan Inovasi Digital

Dokumen CHMP yang disusun oleh SIG melalui konsultasi dengan berbagai pihak termasuk UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep, Universitas Hasanuddin, dan para ahli arkeologi dan antropologi, menjadi panduan bagi perusahaan dalam menjaga warisan budaya mereka.

Edukasi kepada karyawan dan masyarakat sekitar tentang pentingnya pelestarian situs prasejarah juga menjadi fokus SIG dalam mempromosikan sejarah dan budaya kepada generasi masa depan.

SIG berharap bahwa upaya mereka dalam pelestarian warisan budaya di Bulu Sipong IV tidak hanya menjadi contoh baik bagi industri semen, tetapi juga menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk terlibat aktif dalam menjaga kekayaan budaya yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia.

Baca Juga:  BI Hilangkan Tarif QRIS untuk Transaksi Dibawah Rp100 Ribu

Dengan demikian, komitmen SIG dalam pelestarian warisan arkeologi dan budaya di Sulawesi Selatan tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi juga bagian dari kontribusi mereka dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang menghargai warisan nenek moyang kita.

Sumber: ANTARA