Wisata  

Kemenparekraf: Pariwisata Mengajarkan Pelestarian Lingkungan dan Budaya

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini (dua dari kiri) dalam acara Wonderful Indonesia Co-Branding 11.11 di Jakarta, Senin (11/11/2024). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta, tiradar.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menekankan pentingnya sektor pariwisata sebagai wadah edukasi dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya lokal. Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, menegaskan bahwa pariwisata seharusnya menjadi sarana untuk melindungi alam, bukan merusaknya.

“Kita harus siap mengampanyekan upaya-upaya untuk melindungi dan merawat alam serta menghormati budaya setempat. Jangan sampai pariwisata dianggap sebagai perusak lingkungan. Justru sebaliknya, pariwisata dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekaligus melindungi alam,” ujar Made dalam acara Wonderful Indonesia Co-Branding 11.11 di Jakarta, Senin.

Ekosistem Pariwisata yang Terintegrasi

Menurut Made, ekosistem pariwisata melibatkan banyak aspek, mulai dari pelaku wisata, lingkungan, akomodasi, transportasi, hingga telekomunikasi. Semua elemen ini saling terhubung dan berperan penting dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkelanjutan.

Sebagai contoh, Made menyebutkan destinasi wisata laut yang dikelola untuk kegiatan snorkeling dan diving. Kegiatan tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan pelaku wisata lokal, tetapi juga mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan laut. Dengan menjaga ekosistem laut, warga dapat mencegah perairan menjadi kotor dan dipenuhi sampah.

Selain itu, Made mencontohkan pelestarian Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Keberadaan hewan langka ini mendorong masyarakat sekitar untuk aktif melindungi habitatnya dan mencegah perburuan liar. “Ini adalah salah satu contoh bagaimana pariwisata dapat memotivasi warga untuk merawat dan melestarikan kekayaan alam Indonesia,” jelasnya.

Mengangkat Produk Lokal Melalui Pariwisata

Produk lokal juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu contohnya adalah buah salak yang diminati oleh turis. Permintaan tinggi terhadap buah ini mendorong hotel dan akomodasi pariwisata untuk menyajikan salak dalam setiap acara. Dengan meningkatnya permintaan, para petani salak dari Bali, Pondoh, dan daerah Jawa lainnya dapat meningkatkan penghasilan mereka.

“Indonesia sangat diberkahi dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Jika kekayaan ini rusak, dampaknya tidak hanya pada pendapatan nasional tetapi juga pada kesejahteraan para pekerja di sektor pariwisata,” tegas Made.

Kampanye “Keep The Wonder” untuk Pariwisata Berkelanjutan

Untuk mendukung kelestarian lingkungan, Kemenparekraf melalui program Wonderful Indonesia menggelar kampanye “Keep The Wonder”. Kampanye ini bertujuan untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan kekayaan alam serta budaya Indonesia. Made juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan, tidak hanya di lokasi wisata tetapi juga di sepanjang perjalanan.

“Jadi mari kita jaga keindahan dan kebersihan sektor pariwisata ini. Jika ada sampah di jalan, ambil dan buang pada tempatnya. Jika semua sadar, pasti lingkungan akan bersih,” tutup Made.

Dengan semangat melestarikan alam dan budaya, pariwisata Indonesia diharapkan mampu terus berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal serta generasi mendatang.