Jakarta, tiradar.id – Serangan ransomware kembali menjadi sorotan setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI) diduga menjadi target serangan Bashe ransomware. Kabar ini pertama kali mencuat pada Rabu malam, 18 Desember 2024, melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) @FalconFeedsio. Dalam cuitannya, akun tersebut menulis, “Peringatan ransomware, Bank Rakyat Indonesia telah menjadi korban Bashe Ransomware,” dalam bahasa Inggris. Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak BRI maupun rincian data yang berhasil dibobol.
Kasus Serangan Ransomware pada Lembaga Keuangan di Indonesia
Serangan ransomware terhadap BRI menambah panjang daftar kasus serupa yang menargetkan lembaga keuangan di Indonesia. Berikut adalah dua kasus yang sempat menjadi perhatian publik:
1. Bank Syariah Indonesia (BSI)
Pada Mei 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi korban ransomware LockBit. Serangan ini mengakibatkan pencurian data sebesar 1,5 terabyte yang mencakup informasi pribadi 15 juta nasabah dan 24.437 karyawan. Data yang bocor termasuk informasi pinjaman dan dokumen internal bank.
Kelompok LockBit membocorkan data tersebut di situs dark web setelah negosiasi dengan BSI berakhir tanpa kesepakatan. Mereka menuntut tebusan sebesar USD 20 juta (sekitar Rp 296 miliar) untuk menghentikan pembocoran data. Meski demikian, Corporate Secretary BSI, Gunawan A. Hartoyo, memastikan bahwa dana nasabah tetap aman dan aktivitas transaksi berjalan normal.
2. Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia juga pernah menjadi target ransomware Conti pada akhir 2021. Serangan ini menyasar 16 komputer personal di kantor BI Bengkulu. Walaupun data yang terinfeksi mencakup pekerjaan personal, BI memastikan tidak ada kerusakan sistem krusial ataupun kebocoran data sensitif.
Kelompok Conti mengklaim memiliki data sebesar 487,09 MB, namun BI memastikan serangan tersebut tidak memengaruhi operasionalnya. Informasi serangan ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter @darktracer_int, yang memperingatkan bahwa Bank Indonesia masuk dalam daftar korban Conti Ransomware.
Ancaman Ransomware bagi Sistem Keuangan
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa ransomware masih menjadi ancaman serius bagi lembaga keuangan di Indonesia. Dengan semakin canggihnya metode serangan, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat, seperti peningkatan keamanan siber, pelatihan karyawan, dan kerja sama dengan pihak berwenang untuk menangani insiden dengan cepat.
Pihak BRI sendiri diharapkan segera memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, baik untuk menenangkan para nasabah maupun memastikan langkah mitigasi telah dilakukan guna mencegah dampak yang lebih luas.
Sumber: Tempo.co