Jakarta, tiradar.id – Pemerintah Amerika Serikat akan memulai penyelidikan terhadap serangan siber yang dilancarkan oleh kelompok peretas China terhadap sistem surat elektronik milik pemerintah yang dioperasikan oleh Microsoft, hal ini diumumkan oleh Dewan Peninjau Keamanan Siber CSRB.
Dilaporkan oleh Tech Crunch pada hari Jumat, tanggal 11 Agustus, CSRB mengungkapkan bahwa proses penyelidikan akan mencakup evaluasi menyeluruh terkait isu-isu yang terkait dengan infrastruktur identitas dan otentikasi berbasis cloud.
Dewan ini mengumumkan awalnya dimulainya penyelidikan setelah mengetahui bahwa kelompok peretas China yang dikenal sebagai Storm-0558 berhasil meretas layanan cloud Microsoft. Akibat serangan ini, mereka berhasil mendapatkan akses ilegal ke akun surat elektronik pemerintah, termasuk kotak surat Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, serta beberapa pejabat dari Departemen Luar Negeri AS dan lembaga lain yang tidak disebutkan secara resmi.
Serangan siber ini dimulai pada pertengahan bulan Mei, namun baru terdeteksi setelah sekitar sebulan berlalu. Pihak Departemen Luar Negeri AS baru mengetahui adanya pelanggaran keamanan pada sistem ini dan segera melaporkannya kepada Microsoft.
Kasus peretasan yang dilakukan oleh peretas asal China ini merupakan penyelidikan ketiga yang dilakukan oleh CSRB sejak pendiriannya atas perintah Presiden Joe Biden pada tahun 2021.
Dewan yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan ahli keamanan siber dari sektor swasta diberi tugas untuk menyelidiki insiden serangan siber ini dan mengajukan rekomendasi langkah-langkah pencegahan guna menghadapi situasi serupa di masa depan.
Sebelumnya, pada tahun 2020, CSRB juga telah melakukan penyelidikan terhadap kerentanan pada perangkat lunak Log4j. Selain itu, penyelidikan kedua mereka terkait serangan siber dilakukan oleh kelompok peretas Lapsus$ pada tahun 2022.(*)
Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Pemerintah AS mulai investigasi peretasan yang melanda Microsoft