Jakarta, tiradar.id – Pengamat telekomunikasi mengatakan bahwa kerja sama pertukaran informasi antara negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) harus bersifat saling menguntungkan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.
“Dalam kerja sama pertukaran informasi di antara negara-negara ASEAN, penting bagi kita untuk menerapkan prinsip saling menguntungkan secara hukum dan dalam hal pembatasan keterbukaan. Akibatnya, kerja sama ini akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara,” kata Ian Josef Matheus Edward, Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, seperti dimuat di laman ANTARA, dikutip Senin (26/4/2023).
Ian menjelaskan bahwa informasi, sebagai sumber data yang berharga, dapat digunakan untuk tujuan baik maupun buruk.
Saat ini, negara yang dapat mengendalikan informasi baik di dalam maupun di luar wilayahnya akan memperoleh pengakuan yang lebih besar terhadap kedaulatannya.
“Dengan kerja sama ASEAN ini, kedaulatan negara-negara di kawasan Asia Tenggara terhadap informasi akan semakin bernilai dan berlaku untuk berbagai bidang. Hal ini akan membantu menentukan masa depan sebagai pusat ekonomi dunia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ian menyatakan bahwa dengan adanya kerja sama pertukaran informasi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara, akan terbentuk suatu sistem yang saling mendukung dalam memperkuat berbagai sektor, seperti pemerintahan, perdagangan, ekonomi, pendidikan, peluang kerja atau usaha bersama, dan lain sebagainya.
Indonesia dipercaya untuk kali kelima memegang peranan Keketuaan ASEAN pada tahun 2023 ini. Dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia berupaya menjadikan ASEAN tetap relevan dan penting bagi masyarakat di kawasan Asia Tenggara dan dunia. (*)
Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Kerja sama ASEAN dongkrak sektor strategis sejahterakan masyarakat
