Jakarta, tiradar.id – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan harapannya terhadap industri PT Kaltim Amonium Nitrat yang baru diresmikan di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Presiden berharap bahwa pabrik ini akan mendukung produktivitas pangan nasional.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa pembangunan pabrik amonium nitrat di dalam negeri sangat krusial, mengingat Indonesia masih mengimpor sekitar 21 persen bahan baku pupuk tersebut. Kepala Negara menyambut gembira penyelesaian pabrik ini dan menekankan bahwa hal ini akan menambah pasokan bahan baku untuk pembuatan pupuk di dalam negeri, terutama NPK.
Dengan operasional pabrik ini, Presiden optimistis bahwa Indonesia dapat mengurangi impor amonium nitrat hingga 8 persen. Sejalan dengan itu, beliau berharap agar industri amonium nitrat dengan nilai investasi mencapai Rp1,2 triliun dapat menjadi penopang kemandirian pangan nasional.

Presiden Jokowi juga memberikan instruksi kepada Kementerian BUMN untuk terus melakukan ekspansi bisnis. Tujuan dari ekspansi ini adalah untuk memungkinkan Indonesia untuk terus melakukan substitusi terhadap barang-barang impor, bukan hanya terbatas pada amonium nitrat, melainkan juga pada produk-produk lain yang masih diimpor.
“Ini tidak hanya urusan amonium nitrat, tetapi produk-produk lain yang kita masih impor. Harus semuanya bisa diproduksi di dalam negeri karena kita memiliki kekuatan untuk itu,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga menggarisbawahi krisis pangan global yang sedang berlangsung. Banyak negara membatasi atau bahkan menyetop ekspor komoditas pangan mereka. Beliau menjelaskan bahwa sekarang ini, pangan menjadi sangat penting bagi semua negara. Dalam konteks ini, upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk di dalam negeri dianggap sebagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan krisis pangan global.
Dalam peresmian pabrik Kaltim Amonium Nitrat, Presiden Jokowi didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Wiranto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik. Kehadiran mereka menunjukkan betapa pentingnya proyek ini dalam konteks pembangunan nasional dan ketahanan pangan.