Jakarta, tiradar.id – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam organisasi Garda Indonesia menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada hari ini, Selasa (20/5). Aksi yang bertajuk “Aksi 205” ini merupakan bentuk puncak kekecewaan para pengemudi terhadap regulasi dan kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada mereka.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan bahwa aksi ini dimulai pukul 12.30 WIB dengan konvoi dari Markas Garda Indonesia di Jalan Kodam Raya No. 6, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. Konvoi yang terdiri dari puluhan ribu pengemudi ojol serta satu mobil komando tersebut bergerak menuju titik aksi utama di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Setibanya di lokasi pada sekitar pukul 13.00 WIB, para peserta aksi melanjutkan demonstrasi dengan menyampaikan sejumlah tuntutan, yang antara lain ditujukan kepada Presiden RI, Menteri Perhubungan, DPR RI, serta perusahaan-perusahaan aplikator penyedia layanan ojek online.
Lima Tuntutan Utama dalam Aksi 205:
-
Sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang melanggar regulasi pemerintah, khususnya Permenhub PM No.12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.1001 Tahun 2022.
-
DPR RI Komisi V diminta menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan yang melibatkan Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan aplikator.
-
Penurunan potongan aplikasi (fee) menjadi maksimal 10 persen.
-
Revisi tarif penumpang, termasuk penghapusan sistem aceng, slot, hemat, dan prioritas yang dianggap merugikan pengemudi.
-
Penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang secara transparan dengan melibatkan asosiasi pengemudi, regulator, aplikator, dan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia).
Pengamanan Humanis oleh Kepolisian
Untuk menjaga ketertiban selama berlangsungnya aksi, Polda Metro Jaya telah menurunkan sebanyak 2.554 personel. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa aparat di lapangan tidak dibekali senjata api dan diinstruksikan untuk mengedepankan pendekatan humanis.
“Petugas kami ditugaskan untuk melindungi dan melayani masyarakat yang menyampaikan aspirasinya dengan damai. Tidak ada yang membawa senjata api,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk menghindari area sekitar Monas dan DPR RI, karena potensi kepadatan lalu lintas akibat konsentrasi massa. Bila diperlukan, pengalihan arus lalu lintas akan dilakukan secara situasional.
Sementara itu, meskipun aksi berlangsung besar-besaran, perusahaan aplikator menyatakan bahwa layanan aplikasi tetap beroperasi seperti biasa selama demonstrasi berlangsung.