Jakarta, tiradar.id – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menghadapi tantangan serius dengan lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mencapai lebih dari 100 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Sudinkes Jaksel), Yudi Dimyati, sepanjang bulan Februari tahun ini terdapat 149 kasus DBD. Angka ini melonjak signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya mencatat 81 kasus pada bulan Januari 2024.
Meskipun jumlah kasus meningkat, Yudi memastikan bahwa belum ada laporan kematian akibat DBD. Semua pasien dilaporkan telah mendapatkan penanganan yang tepat di rumah sakit. Namun, dia juga memperingatkan bahwa gejala awal DBD seringkali dimulai dengan demam tinggi.
Oleh karena itu, ia menganjurkan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi air putih dan mengurangi demam dengan kompres dan obat penurun panas, serta mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah lebih banyak.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa hingga 19 Februari 2024, terdapat 627 kasus DBD dengan rasio indeks DKI Jakarta mencapai 5,57 per 100.000 penduduk.
Dia menyoroti bahwa data mingguan menunjukkan peningkatan kasus sejak awal tahun ini. Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada pekan ke-5, khususnya di awal bulan Februari.
Ani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M Plus, yaitu menguras, menutup, mendaur ulang, dan kegiatan lain yang dapat mencegah perkembangbiakan serta gigitan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Data penyebaran kasus DBD di wilayah DKI Jakarta juga diungkapkan oleh Ani, dengan Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, diikuti oleh Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Meskipun demikian, belum ada laporan kematian yang tercatat akibat DBD di Jakarta.
Pemerintah terus memantau perkembangan kasus DBD di setiap wilayah Jakarta, dengan harapan dapat mengendalikan penyebaran penyakit ini dan melindungi masyarakat dari bahaya yang mengintai.
Sumber: ANTARANews