Ragam  

IDAI Ingatkan Bahaya Keracunan Makanan pada Anak

Jakarta, tiradar.id – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kasus keracunan makanan pada anak yang masih sering terjadi di Indonesia. Data dari Pusat Analisis Kebijakan Obat dan Makanan BPOM tahun 2024 mencatat, dari 1.164 kasus keracunan obat dan makanan, mayoritas (806 kasus) diakibatkan oleh makanan dan minuman.

Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, bahan kimia, atau racun. “Gejala keracunan pada anak bisa muncul berupa mual, muntah, sakit perut, diare, demam, hingga tanda dehidrasi seperti mulut kering, lemas, dan berkurangnya frekuensi berkemih,” jelas dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), dari IDAI.

Penyebab Keracunan

Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Vibrio cholerae masih menjadi penyebab utama keracunan makanan. Selain itu, virus (misalnya norovirus dan rotavirus), parasit (Giardia lamblia, cacing), serta racun dari jamur, tumbuhan, maupun hewan laut juga dapat memicu keracunan. Tidak kalah berbahaya, paparan bahan kimia seperti pestisida dan logam berat bisa mengkontaminasi makanan sehari-hari.

Dampak pada Anak

Meski sebagian besar kasus tidak mematikan, keracunan makanan berat dapat berujung komplikasi serius, termasuk gangguan ginjal, peradangan sendi, hingga kerusakan saraf dan otak. Karena itu, IDAI menekankan pentingnya orang tua segera membawa anak ke dokter bila gejala tidak membaik, disertai muntah terus-menerus, diare berdarah, atau tanda dehidrasi berat.

Pertolongan Awal di Rumah

Beberapa langkah awal yang dapat dilakukan orang tua saat anak mengalami keracunan makanan adalah:

  • Istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh.

  • Banyak minum, terutama air putih atau oralit, untuk menggantikan cairan yang hilang.

  • Makan makanan ringan setelah gejala mereda, seperti bubur, pisang, atau roti.

  • Menghindari susu, kopi, atau obat anti-diare tanpa resep dokter, karena dapat memperburuk kondisi.

Cara Mencegah Keracunan

IDAI menegaskan, pencegahan merupakan langkah paling penting. Beberapa hal yang dapat dilakukan keluarga, antara lain:

  • Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan mengolah makanan.

  • Memisahkan makanan mentah dan matang, termasuk menggunakan talenan berbeda.

  • Memasak makanan dengan suhu yang tepat (ayam minimal 74°C, daging sapi 71°C, ikan 63°C).

  • Menyimpan makanan dalam wadah tertutup di kulkas maksimal dua jam setelah dimasak.

  • Menghindari susu atau produk yang tidak dipasteurisasi.

  • Membuang makanan yang sudah kedaluwarsa, berubah warna, berbau busuk, atau bertekstur tidak normal.

“Keracunan makanan bisa dicegah dengan disiplin menjaga kebersihan dan keamanan pangan di rumah. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan, sehingga orang tua harus ekstra hati-hati,” tegas IDAI melalui panduan resminya.