Garut, tiradar.id – Pemerintah Kabupaten Garut resmi menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) usai ratusan siswa di Kecamatan Kadungora mengalami keracunan massal yang diduga berasal dari menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penetapan KLB diumumkan Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, Selasa (30/9/2025) malam, setelah jumlah korban terus bertambah signifikan.
“Intinya, kondisinya sudah perlu penanganan khusus. Maka kita tetapkan KLB,” kata Syakur, Rabu (1/10/2025).
282 Korban di Garut
Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, mencatat total korban mencapai 282 siswa, dua kali lipat dari hari sebelumnya. Mayoritas sudah dipulangkan, namun 81 orang masih dirawat di Puskesmas Kadungora, 2 di Puskesmas Leles, dan 6 orang dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut karena kondisi serius.
Para korban berasal dari empat sekolah di Kadungora: SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka mengalami mual, muntah, diare, pusing, hingga sesak napas setelah menyantap menu MBG berupa daging sapi, kacang edamame, dan susu cokelat.
Bupati Syakur memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung melalui Biaya Tak Terduga (BTT). Dapur penyedia MBG dari SPPG yang diduga jadi sumber keracunan pun ditutup sementara untuk penyelidikan.
Kasus Serupa di Tasikmalaya
Di Kabupaten Tasikmalaya, 33 siswa SMKN 1 Cipatujah dilaporkan keracunan setelah makan menu MBG berupa ayam, tahu, timun, nasi, dan jeruk. Gejala mual, muntah, dan diare muncul beberapa jam usai konsumsi.
Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, mengakui petugas medis kewalahan menghadapi lonjakan pasien yang ditangani di beberapa fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Bantarkalong dan Klinik Medika.
Delapan Siswa di Pangandaran
Keracunan juga terjadi di MI Atarbiyah, Kecamatan Cigugur, Pangandaran. Sebanyak delapan siswa dilarikan ke puskesmas setelah menyantap MBG yang didistribusikan SPPG Cimindi 2.
Empat siswa sudah membaik, sementara empat lainnya masih dalam observasi. SPPG Cimindi 2 yang baru pertama kali beroperasi langsung dihentikan aktivitasnya hingga hasil uji laboratorium keluar.
Puluhan Siswa di Banjar
Kasus serupa melanda SMPN 3 Kota Banjar. Sedikitnya 50 siswa mengalami mual, muntah, dan pusing usai menyantap menu MBG berupa ayam suwir, tempe, sayuran, dan buah.
Sebagian korban dirawat di RS Banjar Patroman, RS Mitra Idaman, dan RSUD Kota Banjar. Wali Kota Banjar Sudarsono menyatakan dua SPPG yang menyuplai MBG ke sekolah tersebut dihentikan operasionalnya hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Penanganan Lintas Daerah
Dengan kejadian di empat daerah sekaligus — Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, dan Banjar — pemerintah daerah bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan aparat kepolisian memperketat pengawasan distribusi MBG.
Syakur menekankan pentingnya penanganan darurat terpadu, termasuk penyisiran desa-desa untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat. “Jangan sampai ada yang enggan berobat karena takut biaya. Semua akan ditanggung pemerintah,” tegasnya.
Kasus keracunan massal ini memicu evaluasi besar terhadap program MBG di Jawa Barat, yang didistribusikan ke ribuan sekolah setiap harinya.