Pengamanan Ketat Jelang Pelantikan Kedua Donald Trump sebagai Presiden AS

Langkah keamanan luar biasa diterapkan menjelang pelantikan kedua Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (20/1/2025)./ANTARA/Anadolu/py

Washington, tiradar.id – Washington D.C. tengah bersiap menyambut pelantikan kedua Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada Senin (20/1). Acara bersejarah ini menandai kembalinya Trump ke Gedung Putih setelah empat tahun absen. Namun, meningkatnya kekhawatiran keamanan memaksa pihak berwenang untuk menggelar pengamanan luar biasa.

Langkah pengamanan ekstra ini dipicu oleh beberapa peristiwa sebelumnya, seperti dua kali percobaan pembunuhan terhadap Trump, serangan terorisme di New Orleans, dan ledakan di Las Vegas. Pelantikan tahun ini juga memiliki keunikan tersendiri karena dipindahkan ke Rotunda Capitol akibat kekhawatiran cuaca. Ini menjadi pelantikan pertama yang diadakan di dalam ruangan sejak 1985.

Pengerahan Ribuan Personel Keamanan
Acara ini ditetapkan sebagai National Special Security Event (NSSE), yang berarti tingkat pengamanan ditingkatkan ke level tertinggi. Perimeter keamanan sepanjang 48 kilometer mengelilingi Gedung Capitol, menjadikannya pengamanan terbesar dalam sejarah pelantikan presiden AS.

Sekitar 25.000 personel keamanan, termasuk 7.800 anggota Garda Nasional dan 4.000 petugas Departemen Kepolisian Metropolitan, dikerahkan untuk menjaga acara ini. Pergerakan kendaraan umum di pusat kota Washington D.C. juga dibatasi, dengan area sekitar tiga kilometer dari Gedung Putih hingga Capitol ditutup sepenuhnya.

Pemeriksaan Ketat dan Larangan Barang Berbahaya
Dinas Rahasia AS memimpin koordinasi keamanan di bawah Presidential Decision Directive 62 dan Presidential Threat Protection Act of 2000. Pemeriksaan keamanan dilakukan di pos-pos pemeriksaan, dengan larangan ketat terhadap senjata api, bahan peledak, pisau, hingga drone di sekitar area Capitol.

Beberapa stasiun metro ditutup sepanjang hari, sementara transportasi umum lainnya diawasi ketat oleh ratusan personel keamanan. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga memberlakukan zona larangan terbang sejauh 30 mil laut (sekitar 55,5 kilometer) dari pusat kota, dengan pengawasan udara oleh helikopter.

Keamanan Maritim dan Kolaborasi Lintas Lembaga
Pengamanan tidak hanya dilakukan di darat dan udara. Penjaga Pantai AS mengerahkan lebih dari 300 personel untuk memantau jalur air di sekitar ibu kota. Langkah ini menjadi bagian dari operasi keamanan terpadu yang melibatkan sumber daya federal, negara bagian, dan lokal.

Wali Kota Washington D.C., Muriel Bowser, mengungkapkan bahwa rencana keamanan komprehensif telah disusun selama hampir satu tahun bekerja sama dengan mitra federal. “Kami memastikan keamanan presiden terpilih dan seluruh tamu undangan,” katanya.

Operasi ini mencatatkan sejarah sebagai salah satu upaya pengamanan terbesar di era modern, mencerminkan tantangan keamanan yang semakin kompleks di sekitar pelantikan presiden. Upaya kolaborasi lintas lembaga ini menunjukkan komitmen AS untuk menjaga stabilitas dan keselamatan dalam acara bersejarah.