Subang, tiradar.id – Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Subang merilis laporan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Baru Subang yang menunjukkan fluktuasi harga, terutama pada komoditas hortikultura.
Berdasarkan laporan tersebut, beberapa bahan pokok mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Cabe rawit merah dan hijau tercatat turun hingga 29% dan 22%, masing-masing dari Rp35.000 menjadi Rp25.000 dan dari Rp45.000 menjadi Rp35.000 per kilogram. Cabe merah besar juga mengalami penurunan sebesar 17% menjadi Rp25.000/kg, sedangkan cabe merah keriting turun 8% ke angka Rp37.000/kg.
Bawang pun turut mengalami penurunan harga. Bawang merah turun 13% dari Rp40.000 menjadi Rp35.000/kg, dan bawang putih super turun 5% menjadi Rp38.000/kg. Penurunan harga juga terlihat pada komoditas sayuran lainnya, seperti wortel (Rp10.000/kg), kol (Rp5.000/kg), dan keimun (Rp8.000/kg), dengan persentase penurunan mencapai 20%.
Sementara itu, kenaikan harga tercatat pada beberapa komoditas seperti daging ayam broiler yang naik dari Rp32.000 menjadi Rp33.000/kg dan telur ayam broiler yang meningkat menjadi Rp28.000/kg. Kenaikan signifikan juga terjadi pada harga ikan nila yang naik dari Rp30.000 menjadi Rp38.000/kg atau sekitar 27%.
Komoditas penting lainnya seperti beras, gula pasir, minyak goreng, susu, serta bahan bangunan seperti semen, besi, dan gas elpiji tidak menunjukkan perubahan harga dibandingkan hari sebelumnya. Harga minyak goreng curah dan kemasan tetap berada di angka Rp18.000/kg dan Rp20.000/liter.
Menurut keterangan dari pihak dinas, harga-harga tersebut diperoleh melalui metode sampling dari para responden pedagang di pasar tradisional. Mereka menyatakan bahwa meskipun terdapat fluktuasi, secara umum pasokan dan stok masih terjaga dengan baik, terutama untuk komoditas strategis. Data dan informias terkait harga barang tersebut dapat di akses dari fole PDF berikut ini.
Laporan ini menjadi acuan penting bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam menghadapi dinamika pasar, khususnya menjelang pertengahan tahun ketika biasanya terjadi peningkatan permintaan.