Sukabumi, tiradar.id – Pada Rabu pagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal dengan pusat di darat yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut.
Pusat gempa terletak pada kedalaman 36 kilometer dengan koordinat 7,35 derajat Lintang Selatan (LS) dan 106,49 derajat Bujur Timur (BT), yang berjarak sekitar 40 kilometer dari arah barat daya Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan laporan dari masyarakat, getaran gempa ini dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Simpenan, Ujung Genteng, dan Tegalbuleud, dengan skala intensitas mencapai IV MMI.
Selain itu, getaran juga dirasakan di kawasan Kalibunder (skala intensitas III – IV MMI), Cikakak, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Bayah, Panggarangan, Malingping (skala intensitas III MMI), Rangkasbitung (skala intensitas II – III MMI), dan Kecamatan Kabandungan (skala intensitas II MMI). Meski demikian, hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi yang terukur dengan magnitudo 4,5 tersebut.
BMKG juga mencatat bahwa tidak ada aktivitas gempa susulan yang terdeteksi setelah gempa utama terjadi pada pukul 08.44 WIB. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang belum terverifikasi. BMKG menegaskan bahwa berdasarkan hasil monitoring, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sebagai langkah pencegahan, BMKG meminta masyarakat Sukabumi dan sekitarnya untuk mengikuti panduan penanganan dampak bencana dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.