Jakarta, tiradar.id – Serat kerap menjadi solusi andalan dalam mengatasi sembelit. Namun, para ahli mengingatkan bahwa konsumsi serat tanpa disertai asupan cairan yang memadai justru dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan.
Dilansir dari Hindustan Times, Kamis (13/6), ahli gastroenterologi Dr. Wendi LeBrett, MD, menjelaskan bahwa serat yang dikonsumsi tanpa cukup air bisa mengeras seperti batu di dalam lambung. Hal ini terutama berlaku pada serat jenis psyllium yang berasal dari biji tanaman Plantago ovata dan umum ditemukan dalam suplemen serat.
“Jika Anda mengonsumsi suplemen psyllium tanpa cukup air, serat ini bisa berubah menjadi massa keras seperti beton di dalam saluran pencernaan. Akibatnya, alih-alih membantu, sembelit bisa semakin parah,” jelas Dr. LeBrett dalam video edukatif yang ia unggah di media sosial.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun suplemen serat adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi sembelit, banyak orang justru mengalami gejala seperti kembung, perut bergas, hingga sembelit yang memburuk. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya konsumsi air.
Berdasarkan data dari National Institutes of Health (NIH), serat makanan berinteraksi dengan air melalui berbagai mekanisme seperti ikatan polar, hidrofobik, dan hidrogen. Terutama serat larut, yang ketika bercampur dengan air akan membentuk gel di lambung. Gel ini memperlambat proses pencernaan sekaligus bertindak sebagai pelunak tinja alami, sehingga buang air besar menjadi lebih mudah dan nyaman.
Jenis serat larut banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari seperti gandum, kacang polong, buncis, apel, pisang, alpukat, buah jeruk, wortel, barley, dan psyllium. Selain membantu melancarkan pencernaan, serat larut juga bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang meningkatkan asupan serat, baik dari makanan maupun suplemen, untuk tidak melupakan asupan cairan harian. Kombinasi serat dan air yang seimbang akan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan pencernaan.