Ragam  

Kebanyakan Konsumsi Gorengan Bisa Ditandai dengan Berat Badan yang Bertambah

Ilustrasi - Seseorang dengan lemak di perut. ANTARA/Pixabay.

Jakarta, tiradar.id – Seseorang yang mengalami penambahan berat badan mungkin perlu mencurigai penyebabnya, dan menurut dr. Yohan Samudra, seorang dokter spesialis gizi klinik, salah satu penyebab yang mungkin adalah konsumsi berlebihan hidangan yang digoreng, seperti gorengan.

“Pastinya kalau mulai ada penambahan berat badan, maka mungkin gorengannya kebanyakan karena ada karbohidrat juga di gorengan dan ada minyak,” ujar dr. Yohan di Jakarta.

Menurutnya, minyak mengandung kalori lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan karbohidrat dan protein. Sementara satu gram karbohidrat dan protein setara dengan empat kalori, satu gram minyak dapat memberikan sekitar sembilan kalori. Oleh karena itu, konsumsi berlebihan minyak dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan.

Baca Juga:  Tips Bikin Kopi Instan Sendiri di Rumah

Tak hanya penambahan berat badan, konsumsi makanan yang digoreng atau kaya lemak dan minyak juga dapat menyebabkan masalah metabolik seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi.

Khusus untuk kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL), yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tidak ada gejala khusus saat kadar LDL meningkat, sehingga pemeriksaan laboratorium dianjurkan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh.

Indonesia, yang merupakan konsumen minyak goreng terbesar menurut studi Reuters tahun 2020, menghadapi masalah kesehatan seiring tingginya konsumsi minyak. Minyak goreng mengandung lemak jenuh dan tak jenuh, dan kelebihan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, dr. Yohan menekankan pentingnya membatasi lemak jenuh dan sebaliknya, meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh untuk menjaga kesehatan tubuh.