Jakarta, tiradar.id – Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, menyatakan bahwa pihaknya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kompetisi Liga 4 Indonesia. Langkah ini diambil menyusul kontroversi dalam proses undian putaran nasional yang menuai sorotan publik.
“Kami me-review total, tidak hanya drawing-nya, tapi sistem kompetisinya,” ujar Erick kepada wartawan di Jakarta pada Senin.
Sorotan muncul saat proses undian Grup N yang disiarkan melalui kanal YouTube PSSI TV. Dalam tayangan tersebut, terlihat pengundi menggeser tangan ke bawah meja hingga tak terlihat kamera saat mengambil bola undian. Setelahnya, ia mengangkat kertas yang sudah dalam kondisi terlipat rapi dan mengumumkan nama tim yang akan tergabung dalam grup tersebut.
Tindakan tersebut dilakukan hingga tiga kali ketika menentukan lawan bagi Persewangi Banyuwangi, yang akhirnya tergabung bersama Papua Tengah, Jawa Timur 4, dan Jawa Barat 2. Warganet pun mempertanyakan keabsahan hasil undian karena mencurigai bahwa kertas bertuliskan nama tim tidak berasal dari bola undian yang diambil.
Menanggapi hal tersebut, Erick Thohir mengakui bahwa proses undian tersebut salah dan mencederai integritas sepak bola nasional. Karena itu, evaluasi total terhadap Liga 4 pun menjadi langkah yang harus diambil.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa PSSI juga telah memulai proses investigasi, terutama jika terdapat indikasi praktik pengaturan pertandingan (match fixing). Jika ditemukan pelanggaran, maka PSSI akan memprosesnya secara hukum bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan.
“Yang jelas, di lapangan terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan. Dan sudah ada kerja sama kita dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Match fixing itu harus kita sikat,” tegasnya.
Erick menyampaikan komitmen penuh PSSI dalam membersihkan dunia sepak bola nasional dari praktik-praktik curang. Ia menyebutkan bahwa Liga 1 saat ini sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam hal integritas pertandingan.
Sementara itu, untuk Liga 2, PSSI sedang menggagas perbaikan melalui peningkatan kualitas wasit dan penerapan teknologi Video Assistant Referee (VAR) dalam setiap laga.
“Supaya kita semua bisa rapi-rapi. Liga 1, Liga 2. Semua jadi baik. Sehingga (di tingkat) grassroot, di bawahnya (seperti) Elite Pro Akademi juga baik,” ujar Erick menutup pernyataannya.
Sumber: ANTARA