Subang, tiradar.id – emakin lama tantangan yang dihadapi para guru di Indonesia semakin berat. selain bukan hanya karena perubahan jaman saja dengan kemajuan teknologinya, namun juga dengan perubahan perubahan kebijakan terkait kurikulum pendidikan yang seolah setiap ganti menteri maka akan ganti kebijakan.
Namun peran guru tetap tidak akan hilang, mengutip dari filosofi Guru Bangsa “guru menuntun kodrat anak dengan memberikan bimbingan dan arahan agar anak dapat mencapai potensi terbaiknya” Pendapat Ki Hajar Dewantara terkait dengan Pendidikan bahwasanya pendidikan itu harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman anak, agar keselamatan dan kebahagian dapat tercapai oleh mereka.
Guru dan Teknologi
Di era kemajuan teknologi saat ini, ilmu pengetahuan telah mengalami transformasi yang sangat signifikan, benar apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara “Jadikan setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru” Artinya, Teknologi memainkan peran yang sangat penting bagi siswa sekolah dalam berbagai aspek pembelajaran dan perkembangan mereka, namun itu semua tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik yang menuntun perkembangan karakter siswa. Peran guru tidak hanya sebagai pemberi materi atau transfer ilmu, tetapi juga sebagai motivator yang berperan penting dalam membangun semangat, kepercayaan diri, dan motivasi siswa untuk belajar
Guru yang baik memahami bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya belajar yang berbeda. Dengan mengenali potensi individu, guru dapat memberikan dorongan yang sesuai untuk membantu siswa berkembang. Berkaitan dengan era digitalisasi, guru harus mampu adaptasi dengan teknologi dalam pembelajaran, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien, menarik, dan inklusif.
Dengan Teknologi, menghadirkan metode pembelajaran interaktif, seperti aplikasi edukasi, simulasi virtual, dan game edukasi, Kemudian guru juga mampu merubah metode belajar dengan menyediakan materi secara online agar siswa dapat belajar secara mandiri, misalnya dengan menonton materi mata pelajaran dengan platform seperti YouTube.
Penggunaan dunia digitalisasi menjadi inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga terciptanya Joyful Learning ( Pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif dan efektif), seorang pengajar atau pun guru bisa memanfaatkan berbagai alat virtual, sepertihalnya proyektor, komputer, dan perangkat lunak edukatif, untuk memaparkan bahan ajar didalam pembelajarannya.
Merangsang skill para siswa untuk dapat belajar public speaking dengan menggunakan media digital atau multimedia, bai itu berupa gambar, atau video untuk memvisualisasikan konten pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan memotivasi mereka untuk belajar.
Selanjutnya, penggunaan teknologi juga memberikan kemudahan administrasi bagi guru dan sekolah. Dengan adanya sistem manajemen pembelajaran berbasis teknologi, guru dapat dengan mudah mengatur jadwal, membuat tugas, dan memberikan umpan balik kepada siswa. Sistem ini juga memungkinkan pemantauan dan evaluasi yang efektif terhadap kemajuan siswa. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk mengelola data siswa, seperti catatan, kehadiran, nilai, dan pengumuman sekolah.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwasanya penggunaan teknologi sebagai inovasi pembelajaran memberikan pengaruh terhadap kegiatan pembelajaran. Adanya kemajuan teknologi, membuat para siswa dapat mengakses informasi dengan mudah, guru dapat mengajar dengan metode yang lebih menarik, dan komunikasi antara siswa dan guru lebih ditingkatkan. Namun, tantangan dan hambatan masih ada, dan tentunya perlu ada upaya bersama dari pemerintah, sekolah dan masyarakat untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara efektif dalam pendidikan.
Guru dan Kurikulum
Kurikulum menjadi bagian terpenting dalam pendidikan. Searah dengan kemajuan pendidikan yang terus meningkat pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan sebanyak 12 kali dari mulai tahun 1947 yaitu, Rentjana Pelajaran 1947 yang merupakan Kurikulum pertama yang digunakan di Indonesia hingga yang sekarang yaitu Kurikulum Merdeka (2022), yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek dan ditargetkan akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024.
Terkadang terjadi Opini yang berkembang di dunia pendidikan dan masyarakat yaitu “ganti menteri ganti kurikulum” seolah sesuai dengan selera pemangku kebijakan, namun setidaknya Perubahan kurikulum dilakukan untuk memenuhi tuntutan perubahan zaman dan menyempurnakan kekurangan dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
Karena tercantum dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan juga bertujuan untuk Memastikan akses pendidikan yang merata, Meningkatkan mutu pendidikan, Mengelola pendidikan secara efisien dan terarah. Sehingga dengan Pendidikan menjadi faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa dan membentuk identitas dan arah peradaban suatu bangsa.
Dikutip dari Berita Tempo (https://www.tempo.co/politik/apakah-kurikulum-merdeka-belajar-akan-diganti-ini-kata-menteri-abdul-mu-ti-1029533) Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyinggung Kurikulum Merdeka Belajar. Hal itu disampaikannya ketika berpidato setelah serah terima jabatan (sertijab) dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024 Nadiem Anwar Makarim.Abdul Mu’ti mengatakan pihaknya bakal mengkaji ulang terkait tiga kebijakan yaitu Penerimaan Peserta didik Baru dengan jalur zonasi, Ujian Nasional dan Kurikulum Merdeka.
Dia menambahkan bahwa akan menampung terlebih dahulu masukan dan aspirasi dari kalangan pemerintah daerah (pemda), masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan, pengguna jasa layanan pendidikan, para ahli, bahkan jurnalis mengenai keunggulan dan kekurangan tiga kebijakan itu selama diterapkan.
Mengambil Istilah “pelaut tangguh tidak lahir dari laut yang tenang” menggambarkan seorang Guru yang harus siap dengan perubahan- perubahan Kebijakan, baik terkait kurikulum, metode belajar, administrasi dan yang lainnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Guru yang siap menghadapi perubahan kurikulum adalah guru yang fleksibel, adaptif, dan berkomitmen untuk terus belajar demi memberikan pendidikan terbaik bagi siswa.
Adapun langkah-langkah penting bagi seorang guru dalam menghadapi perubahan kurikulum, diantaranya Memahami Esensi Perubahan Kurikulum, Guru perlu memahami tujuan dan alasan di balik perubahan kurikulum, seperti halnya Meningkatkan relevansi pembelajaran dengan kebutuhan abad ke-21, mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital, serta Fokus pada pembelajaran berbasis kompetensi dan pengembangan karakter.
Kemudian Meningkatkan Kompetensi Profesional, Guru harus terus belajar untuk mengembangkan kompetensi dengan Membaca buku, jurnal, atau panduan kurikulum terbaru, Mengikuti kursus online, seminar, atau konferensi pendidikan dan Bergabung dengan komunitas guru untuk berbagi pengalaman dan strategi.
Serta guru dapat mengevaluasi dan Refleksi Diri. Guru perlu secara berkala mengevaluasi efektivitas pengajaran mereka dalam menerapkan kurikulum baru dan terbuka untuk perbaikan. Refleksi ini membantu guru menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Selamat Hari Guru Nasional 202
Guru Hebat, Indonesia Kuat
Oleh : Kukun Kurniawan. S.Pd., M.Pd (Pengajar di Satuan Pendidikan Formal dan Non Formal)