Jakarta, tiradar.id –– Kesehatan mental dan emosional anak remaja adalah hal yang semakin mendapatkan perhatian, terutama dalam era modern yang penuh tekanan dan tantangan. Dalam upaya mendukung perkembangan mental dan sosial anak remaja, peran orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Ketua Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Rodman Tarigan, telah mengingatkan bahwa orang tua perlu peka terhadap perubahan perilaku anak mereka sebagai indikator potensial masalah mental.
Dalam seminar daring “Mendidik Remaja yang Kuat Secara Mental dan Sosial,” Dr. Rodman menekankan bahwa perubahan perilaku yang patut diwaspadai termasuk penutupan diri, penurunan minat terhadap kegiatan sekolah dan pertemanan, serta seringnya mengeluhkan sakit fisik tanpa penyebab jelas. Hal-hal ini dapat mengindikasikan perubahan dalam keadaan mental dan emosional anak remaja.
Menyadari Tanda-tanda Masalah Mental
Orang tua perlu waspada dan peka terhadap setiap tanda perubahan perilaku yang mencolok pada anak mereka. Perubahan-perubahan tersebut dapat mencakup perubahan dalam pola tidur, pola makan, minat, dan interaksi sosial. Jika salah satu atau beberapa tanda ini muncul, langkah pertama yang dapat diambil adalah menginisiasi komunikasi dengan anak tersebut.
Berbicara dan Mendengarkan
Komunikasi adalah kunci dalam membantu anak remaja yang menghadapi masalah mental. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman yang mereka alami adalah langkah awal yang penting. Orang tua harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami apa yang sedang anak alami. Ini akan membantu anak merasa didengar dan dihargai.
Dukungan dan Keterlibatan
Dalam situasi apapun, orang tua perlu memberikan dukungan emosional dan keterlibatan aktif kepada anak. Anak harus merasa bahwa mereka tidak sendirian menghadapi masalah ini. Selain memberikan dukungan, orang tua juga dapat mengenalkan anak pada aktivitas yang produktif dan positif. Aktivitas ini dapat membantu anak mengalihkan perhatian mereka dari masalah serta membangun rasa kepercayaan diri dan kemandirian.
Ketidakmampuan Berbicara
Terlepas dari upaya yang dilakukan, terdapat kasus di mana remaja enggan berbicara tentang masalah mereka kepada orang tua. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya kepercayaan atau masalah dalam hubungan. Jika ini terjadi, proses identifikasi akar permasalahan mungkin menjadi lebih sulit, tetapi kesabaran tetap diperlukan.
Mencari Bantuan Ahli
Jika orang tua merasa bahwa mereka tidak dapat mengatasi masalah anak sendiri, mencari bantuan dari ahli adalah pilihan yang bijak. Dr. Rodman menyarankan bahwa layanan konseling dapat dimanfaatkan untuk menangani masalah mental pada remaja. Layanan konseling ini tersedia melalui berbagai jalur, termasuk melalui program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas yang mencakup dukungan psikologis bagi remaja.
Kesimpulan
Peran orang tua dalam membantu anak mengatasi masalah mental sangatlah krusial. Dengan merespons perubahan perilaku secara tepat dan memberikan dukungan emosional, komunikasi terbuka, serta memahami kebutuhan anak, orang tua dapat menjadi tiang yang kokoh dalam perkembangan kesehatan mental dan emosional anak remaja. Dengan perhatian dan dukungan yang tepat, kita dapat membantu anak remaja menghadapi tantangan mental dengan lebih kuat dan positif.