Hacker Iran dan Rusia Bantu Hamas untuk Serang Israel

AP Photo

Jakarta, tiradar.id – Perang sengit antara Israel dan Palestina telah mendominasi berita dunia dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, dalam konflik ini, tidak hanya tentara dan warga sipil yang terlibat, melainkan juga sejumlah hacker dari berbagai belahan dunia.

Dari Iran hingga Rusia, hacker-hacker ini turut terlibat dalam perjuangan bersama tentara Hamas untuk memperjuangkan hak Palestina.

Dilansir dari The Straits Times pada Kamis, 12 Oktober 2023, konflik berdarah di dunia maya telah menjadi semacam perang proksi yang melibatkan puluhan kelompok hacker yang mendukung Palestina.

Salah satu aksi nyata yang mereka lakukan adalah meretas aplikasi Red Alert, yang digunakan oleh pemerintah Israel sebagai sistem peringatan bahaya.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Hari Ini, Selasa 20 Februari: Subang Diguyur Hujan

Dengan mengakses aplikasi tersebut, para hacker Palestina mulai mengirimkan pemberitahuan yang berisi ancaman serius kepada warga Yahudi.

Pesan yang dikirimkan mengandung kata-kata provokatif, seperti “Matilah Israel,” yang telah memicu kekhawatiran dan ketegangan di kalangan masyarakat Israel. Tak hanya itu, dalam beberapa pesan juga ditemukan gambar swastika yang merupakan simbol keagamaan kuno yang dimodifikasi dan pernah digunakan oleh Adolf Hitler dan Partai Nazi Jerman pada awal abad ke-20. Hal ini tentu saja menciptakan ketegangan yang lebih dalam dalam konflik ini.

Baca Juga:  Polda Metro Jaya Berhasil Ungkap Kasus Penjualan Data Nasabah Pinjol ke Darkweb

Selain Red Alert, sejumlah aplikasi lain juga terdampak oleh serangan hacker Palestina. Pesan-pesan yang dikirimkan melalui aplikasi-aplikasi tersebut memberikan peringatan tentang ancaman bom nuklir, yang semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Serangan dunia maya ini juga tidak terbatas pada aplikasi pemerintah Israel saja. Sejumlah situs web pemerintah Israel turut menjadi sasaran serangan yang mengakibatkan situs-situs tersebut lumpuh.

Bahkan, satu kelompok hacker berhasil menonaktifkan 20 situs web pemerintah hanya dalam satu hari. The Jerusalem Post, sebuah surat kabar harian Israel, juga menjadi sasaran serangan saat situsnya menjadi tidak dapat diakses pada suatu hari.

Baca Juga:  Terkait Kasus Korupsi di PT. PGN, KPK Cegah 2 Individu Pergi ke Luar Negeri

Dampak dari serangan-serangan ini sangat signifikan, karena masyarakat tidak dapat lagi mengakses informasi terkini. Konflik Israel-Palestina telah memasuki fase baru di era digital, dan dunia maya menjadi medan perang yang tak terhindarkan.

Sementara para pihak terus berjuang di dunia nyata, pertempuran dunia maya pun tak kalah intens.