Ragam  

Dampak Tidak Sahur bagi Anak yang Berpuasa

Ilustrasi anak berbuka puasa (ANTARA/Pixabay)

Jakarta, tiradar.id – Puasa merupakan salah satu ibadah yang diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Namun, penting bagi orang tua untuk memastikan anak menjalankan puasa dengan cara yang sehat, termasuk dengan tidak melewatkan sahur. Menurut ahli gizi lulusan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si, melewatkan sahur dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, salah satunya adalah risiko hipoglikemi.

Hipoglikemi adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah turun di bawah normal. Dr. Lucy menjelaskan bahwa anak yang berpuasa tanpa sahur berisiko mengalami pusing, gemetar, lemas, hingga pingsan akibat turunnya kadar gula darah secara drastis.

Selain itu, tidak sahur juga dapat memengaruhi daya ingat anak. Studi menunjukkan bahwa kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat menurunkan performa akademik dan daya ingat. Hal ini tentu dapat berdampak pada aktivitas belajar anak di sekolah.

Dehidrasi menjadi risiko lain yang dapat terjadi jika anak tidak sahur. Kurangnya asupan cairan saat sahur dapat menyebabkan sakit kepala, mulut kering, dan kesulitan berkonsentrasi. Bahkan, anak juga bisa mengalami perubahan mood seperti mudah marah, gelisah, atau stres akibat kurangnya energi untuk mengontrol emosi.

Selain itu, asupan serat yang kurang saat sahur dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit dan naiknya asam lambung (GERD), terutama bagi anak yang memiliki riwayat penyakit maag. Lebih lanjut, Dr. Lucy menambahkan bahwa melewatkan sahur juga dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh serta kekuatan otot. Hal ini karena tubuh mulai menggunakan cadangan lemak dan protein dari otot sebagai sumber energi, yang pada akhirnya dapat menghambat produksi sel imun. Akibatnya, anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi seperti flu dan batuk.

Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk memastikan anak-anak tidak melewatkan sahur agar mereka tetap sehat dan bertenaga saat menjalankan puasa. Menu sahur yang seimbang dengan karbohidrat, protein, serat, serta cukup cairan akan membantu anak menjalani puasa dengan lebih nyaman dan tanpa risiko kesehatan yang berbahaya.