Ragam  

Revolusi Transportasi: Tantangan dan Harapan di Era Taksi Terbang

Jakarta, tiradar.id – Pengembangan teknologi taksi terbang telah menjadi sorotan utama dalam transformasi transportasi modern di Indonesia, khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Rencana uji coba taksi terbang di IKN menandai langkah maju dalam mempersiapkan infrastruktur udara yang revolusioner namun juga menghadirkan sejumlah tantangan yang harus diatasi dengan hati-hati.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengekspresikan dukungannya terhadap inisiatif ini, dengan syarat utama agar taksi terbang tidak mengganggu jalur udara pesawat komersial. Hal ini penting mengingat pesawat komersial mengandalkan jalur udara yang telah diatur dengan ketat untuk menjaga keselamatan penerbangan.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Sigit Hani Hadiyanto, taksi udara termasuk dalam kategori wahana udara tidak berawak (UAM) yang beroperasi secara terpisah dari pesawat konvensional. Konsep ini, yang dikenal sebagai “segregated airspace”, menjadi prinsip utama dalam pengaturan penerbangan taksi terbang.

Baca Juga:  Inggris Dukung IKN sebagai Kota Dunia Ramah Lingkungan

Namun, meskipun konsep ini telah disetujui secara prinsip, masih terdapat sejumlah tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah kajian lanjutan mengenai operasional taksi terbang, yang saat ini sedang diperhatikan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO). Regulasi yang ketat perlu dipatuhi untuk memastikan bahwa operasi taksi terbang tidak hanya inovatif tetapi juga aman dan efisien.

Penggunaan taksi terbang di IKN akan membutuhkan izin operasional yang ketat, mirip dengan izin yang diperlukan untuk penggunaan pesawat tanpa awak. Koordinasi yang baik antara operator, bandara setempat, dan penyedia layanan navigasi menjadi kunci utama dalam menghindari gangguan terhadap ruang udara yang sudah ada.

Baca Juga:  Ditopang Lensa dari Leica, Xiaomi Siap Luncurkan Ponsel Flagship Terbarunya

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) telah menetapkan Kota Samarinda sebagai lokasi uji coba taksi terbang pertama di Indonesia. Hyundai dari Korea Selatan akan menjadi salah satu pionir dalam uji coba ini, yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Juli di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto. Uji coba ini diharapkan dapat memberikan bukti konsep (proof-of-concept/POC) yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut.

Sebelumnya, OIKN telah berhasil melakukan uji coba taksi terbang di Bandara Budiarto Curug, Tangerang, dengan kapasitas dua orang, yang dioperasikan oleh perusahaan EHang dari China. Namun, uji coba di Samarinda akan melibatkan taksi terbang dengan kapasitas hingga lima orang, menunjukkan perkembangan dan skala yang lebih besar dalam teknologi ini.

Dengan adanya langkah-langkah progresif ini, diharapkan Indonesia dapat memimpin dalam penerapan teknologi taksi terbang di Asia Tenggara. Namun, kesuksesan ini tentu tidak bisa dicapai tanpa kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat luas dalam memastikan bahwa pengembangan ini berjalan sesuai dengan regulasi yang ada dan memperhatikan aspek keselamatan yang sangat penting dalam dunia penerbangan modern.

Baca Juga:  ASN Akan Pindah ke Ibu Kota Nusantara Mulai Januari 2025

Sumber: ANTARA