Jakarta, tiradar.id – Mantan istri Ruben Onsu, Sarwendah, mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis mengidap kista di batang otaknya. Hal ini terungkap setelah ia memeriksakan diri ke dokter akibat migrain yang sering ia alami.
Dalam keterangannya, Sarwendah memastikan bahwa ukuran kista yang ada di batang otaknya saat ini dalam kondisi stabil dan tidak mengalami pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Kista yang Stabil dan Risiko Operasi
Sarwendah mengungkapkan bahwa dirinya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memantau perkembangan kista tersebut. Menurut dokter, selama ukurannya tidak membesar, maka kondisinya masih dapat dikendalikan tanpa perlu tindakan operasi.
“Kemarin kita cek kista. Aku kan ada kista di batang otak. Jadi aku habis ngecek kesehatan. So far ukurannya nggak ada yang bertambah, yang penting kata dokter kalau mengecil, ya bersyukur yang penting jangan membesar saja. Kalau sudah tetap aja dia di situ, ya sudah biarkan saja gitu kan karena kan kalau emang harus ditindak operasi gitu risikonya juga kayak 50-50,” ujar Sarwendah saat ditemui di Studio Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan.
Migrain dan Pengaruh Stres
Salah satu gejala utama yang dirasakan Sarwendah akibat kista ini adalah migrain yang berulang, terutama saat mengalami stres atau banyak pikiran.
“Itu justru aku cek, kenapa bisa aku cek itu karena sering migrain. Terus jadi kalau misalnya lagi banyak pikiran atau apa itu tuh dia migrain terus karena emang benar-benar dia strukturnya ada di batang otak. Gejalanya karena aku migrain, banyak pikiran,” ungkapnya.
Anjuran Dokter untuk Mengurangi Stres
Dokter yang menangani Sarwendah menyarankan agar ia lebih menjaga kesehatan mental dan menghindari stres berlebihan. Menurut dokter, menjaga ketenangan pikiran dan menjalani hidup dengan bahagia sangat penting untuk mengontrol kondisi kistanya.
“Makanya kata dokter juga jangan banyak pikiran. Katanya jangan banyak stres. Pasti bakal kayak gitu terus ya, mencari cara untuk rileks bahagia,” katanya.
Sarwendah pun rutin menjalani pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan hingga satu tahun sekali untuk memantau perkembangan kista di batang otaknya. Ia berharap kondisi kista tersebut tetap stabil dan tidak memerlukan tindakan medis lebih lanjut.