Wisata  

Museum Nasional Indonesia-Qatar Persembahkan Pameran “Growing Kopi, Drinking Qahwa”

Tempat Menyeduh Kopi | Foto; Antara/Fitra Ashari

Doha, tiradar.id – Dalam rangka memperingati Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture, Museum Nasional Indonesia bekerja sama dengan Museum Nasional Qatar mengadakan pameran bertema “Growing Kopi, Drinking Qahwa: Stories of Coffee in Qatar and Indonesia”.

Melalui pintu masuk pameran, pengunjung disambut oleh hiasan daun pohon kopi yang menjadi ciri khas tema pameran. Dalam sesi pertama yang dipandu oleh pemandu museum Jassim Saeed Al Kuwari, pengunjung diperkenalkan pada peran kopi sebagai komoditi yang diangkut dari berbagai negara sebagai objek perdagangan.

Ragam jenis kopi, seperti robusta, arabika, dan liberica, juga diperkenalkan dengan ilustrasi yang memvisualisasikan bentuk daun, bunga, dan bijinya.

Baca Juga:  Istana Berkebaya Ajak Masyarakat Mencintai dan Lestarikan Budaya Tanah Air

Pameran kemudian mengarahkan pengunjung ke area yang memaparkan perkembangan industri kopi di wilayah Arab beserta peta distribusinya. Kisah menarik lainnya adalah bagaimana kopi menjadi bagian dari sistem “cultuur-stelsel” di Indonesia pada masa lalu, di mana Belanda menggunakan tenaga lokal untuk menanam kopi dan mengelola perkebunan.

Lukisan-lukisan menggambarkan kehidupan pekerja Indonesia yang terlibat dalam produksi kopi turut memeriahkan pameran.

Di Timur Tengah, kopi dikenal dengan sebutan Qahwa, sementara negara-negara lain memiliki sebutan khusus seperti “Kahve” di Turki, “Kaffe” di Belanda, dan “Coffee” di Inggris.

Qahwa sendiri adalah kopi yang dibuat dari daun kopi robusta yang direbus dalam wadah bambu atau rotan lonjong dengan ukiran di sisi-sisinya. Proses penyajian melibatkan saringan dari serat pohon palem dan gelas dari cangkang kelapa, dicampur dengan gula palem.

Baca Juga:  Potensi Wisata Sukamakmur Bogor Cukup Besar, Bupati Minta Akses Lebih Optimal

Pameran juga menyoroti aspek sosial pada masa lalu di mana kopi hanya dinikmati oleh kalangan kelas atas tanpa memberikan imbalan yang layak kepada pekerja Indonesia yang menanamnya. Pengunjung dapat mencium aroma kopi dengan berbagai tingkatan pemanggangan, dari ringan hingga tinggi, serta merasakan rempah-rempah yang menjadi campuran dalam kopi khas Arab seperti kapulaga.

Di bagian lainnya, terdapat berbagai model cangkir khas Timur Tengah dan Indonesia, serta jenis-jenis teko untuk menyajikan kopi Qahwa yang disebut dallah.

Baca Juga:  Kehadiran Tol Cisumdawu Akan Mampu Naikkan Investasi ke Wilayah Jabar

Pada akhir sesi pameran, pengunjung dapat menyaksikan keberagaman budaya Indonesia, termasuk kain batik yang terinspirasi dari biji kopi, serta karya seniman Indonesia Yori Noor Aini Atmadi Hartati dan seniman muda Qatar Afraa Saad Mohsen Al Kubaisi.

Pameran yang berlangsung hingga 17 Februari 2024 di Museum Nasional Qatar, Doha, juga menyoroti inisiatif keberlanjutan oleh komunitas lokal, seperti Rare Earth, yang didirikan oleh Faisal Al Suwaidi untuk mendaur ulang ampas kopi menjadi pot tanaman. Kampanye pemasaran dan video pameran ini akan menampilkan kontribusi remaja dari komunitas Indonesia di Qatar.