Medan, tiradar.id — Warga Jalan Ampera III, Glugur Darat II, Kota Medan, Sumatra Utara, dikejutkan dengan penemuan jasad bayi laki-laki di dalam sebuah tas yang dikirim melalui layanan ojek online (ojol), Kamis (8/5) pagi. Penemuan mengerikan ini langsung mengundang perhatian warga dan pihak berwajib.
Polisi dari Polrestabes Medan bergerak cepat dan berhasil menangkap dua pelaku pada Jumat (9/5), yakni pasangan kakak beradik berinisial NH dan R. Keduanya diketahui memesan jasa antar barang menggunakan aplikasi ojol pada pagi hari saat kejadian.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menyatakan bahwa kedua pelaku diamankan di sebuah indekos di Jalan Selebes, Gang 7, Kecamatan Medan Belawan. Hasil penyelidikan sementara menyebutkan bahwa bayi tersebut diduga merupakan hasil hubungan sedarah antara NH dan R.
“Menurut pengakuan NH, ia hamil sejak Januari 2025 dan melahirkan secara prematur di Barak Tambunan, Sicanang Belawan, tanpa bantuan medis pada 3 Mei 2025,” jelas Ferry.
Setelah empat hari, bayi tersebut dikabarkan sakit dan dibawa ke RS Delima di Simpang Martubung. Karena kondisi prematur dan kekurangan gizi, pihak rumah sakit menyarankan agar bayi dirujuk ke RS Pirngadi Medan. Namun, NH mengaku ketakutan karena tidak memiliki identitas serta kelengkapan administrasi.
Tragisnya, bayi tersebut meninggal dunia pada Rabu malam (7/5) sekitar pukul 23.00 WIB. NH bersama kakaknya R kemudian membawa jasad bayi ke sebuah hotel di kawasan Medan Barat. Esok paginya, mereka memesan layanan antar barang dan menitipkan tas berisi jenazah bayi kepada pengemudi ojol.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, membenarkan bahwa pelaku telah ditangkap dan masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan status hubungan pelaku dengan korban. “Diduga bayi itu adalah hasil hubungan terlarang antara NH dan R. Namun kepastian menunggu hasil tes DNA,” ujarnya.
Pengemudi ojol yang membawa tas, Muhammad Yusuf Ansari (35), mengaku menerima pesanan di sekitar SPBU Simpang Jalan Bilal, Medan Timur. Ia dijemput oleh sepasang muda-mudi yang mengaku bernama Rudi dan Putri. Tujuan pengiriman adalah ke Jalan Ampera, kawasan yang ternyata sunyi dan dekat area pemakaman.
Sesampainya di lokasi, Yusuf merasa curiga karena penerima tidak ditemukan dan nomor pemesan sudah tidak aktif. Saat membuka isi tas, ia terkejut melihat sajadah yang menutupi wajah bayi yang telah meninggal.
Pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini dan mengumpulkan bukti, termasuk rekaman CCTV, untuk mengungkap motif serta kronologi lengkap kejadian. Kasus ini mengguncang masyarakat dan menjadi sorotan luas di Kota Medan.