Poliban Bangun Kurikulum Program Magang MBKM yang Linear dengan Dunia Industri

Poliban dan mitra kerja instansi pemerintah hingga dunia industri melaksanakan FGD untuk menyelaraskan kurikulum magang Mereka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Banjarmasin, Rabu. (ANTARA/HO-Poliban)

Jakarta, tiradar.id – Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan terus berusaha menyelaraskan dunia industri dengan pelaksanaan kurikulum magang Mereka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswanya.

Menurut M Syafwansyah, Wakil Direktur Bidang Kerja Sama Poliban, Poliban terus menjalin koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan mitra industri dan instansi pemerintah untuk kurikulum MBKM ini.

Salah satunya, Poliban menggelar focus group discussion (FGD) dengan berbagai instansi atau mitra kerja di Kalimantan Selatan, khususnya yang telah bekerja sama dengan Poliban di Hotel Pyramid Suites, Banjarmasin pada 20 Juni lalu.

Mereka melakukan FGD untuk menyelaraskan pelaksanaan magang dengan kurikulum program MBKM.

Syafwansyah mengungkapkan pentingnya meningkatkan kemitraan ini, karena ada beberapa hal, seperti karakter building, yang tidak bisa diberikan di kampus, namun bisa diperoleh saat mahasiswa magang di industri.

Baca Juga:  Google Rilis Fitur untuk Dukung Kegiatan Pembelajaran Online

Ia juga menambahkan bahwa soft skill lainnya, seperti cara beradaptasi, berkomunikasi dengan klien, dan pertahanan mental, hanya bisa didapatkan oleh mahasiswa saat magang.

Dalam FGD tersebut, PT Trakindo Utama, mitra kerja Poliban, diapresiasi karena mampu mengungkapkan bagaimana magang yang terstruktur.

Ahmad Rizani, Wakil Direktur 1 Poliban Bidang Akademik, menjelaskan konsep MBKM dan skema magang yang mengacu pada konsep tersebut.

Menurutnya, sebelumnya magang hanya berlangsung dua sampai tiga bulan, namun dengan adanya program baru ini, magang minimal berlangsung satu semester, yaitu empat sampai enam bulan.

Dalam proses magang ini, mahasiswa belajar dan pihak mitra kerja dapat memperkenalkan atmosfer dunia kerja serta memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktiknya. Tujuannya adalah agar mahasiswa sudah terbiasa dengan dunia industri setelah selesai kuliah.

Rizani menyatakan bahwa skema magang berdasarkan kurikulum MBKM memiliki tiga jenis, yaitu berbasis dunia usaha atau industri, teaching industri, dan magang berbasis wirausaha atau enterpreneur yang dirancang bersama mahasiswa dan menghasilkan produk.

Baca Juga:  KOPRI PMII Subang Galang Perlawanan Terhadap Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan

Bambang Murdianto, Training Supervisor PT Trakindo Utama, menjelaskan bagaimana melakukan magang yang terstruktur agar sesuai dengan target kurikulum merdeka belajar.

Mitra kerja yang telah bekerja sama dengan Poliban sejak 2006 menyatakan bahwa selama proses magang harus ada program yang saling terkait.

“Program yang saling terkait berarti bagaimana institusi pendidikan dapat berhubungan dengan dunia industri dan menyesuaikan program agar alumni siap untuk bekerja. Kurikulumnya kami susun bersama dengan dunia pendidikan,” jelas Bambang.

Dia menekankan pentingnya memberikan mahasiswa lebih banyak praktik lapangan selama proses magang, tetapi tetap dalam pendampingan.

“Pengalaman kami menugaskan mahasiswa di lapangan menunjukkan bahwa kami perlu pengawasan ekstra karena mereka tidak memiliki pengalaman dan kondisi di lapangan tidak selalu ideal. Oleh karena itu, pendampingan wajib bagi perusahaan kami, untuk menjaga keamanan dan memastikan bahwa mereka mendapatkan wawasan dan pembelajaran yang ada di dunia industri,” ujar Bambang. (*)

Baca Juga:  Menag RI Yaqut Cholil Tegaskan Biaya UKT Tidak Boleh Memberatkan Mahasiswa

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Poliban selaraskan kurikulum magang MBKM dengan dunia industri