Jakarta, tiradar.id – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia kepada komunitas Muslim di Rusia. Ia menjelaskan bahwa Pancasila berperan penting dalam menjembatani terciptanya toleransi dan penghormatan terhadap keragaman praktik keagamaan di Indonesia.
Dalam kuliah umum bertema “Islam Moderat dan Dialog Antar Agama: Jalan Menuju Hidup Berdampingan Secara Damai”, Asep memberikan materi kepada tokoh agama, akademisi, dan tokoh publik Rusia di Bolgar Islamic Academy, Tatarstan, pada Kamis (5/9).
“Pendekatan Indonesia terhadap keragaman agama didasarkan pada Pancasila, yang menjunjung tinggi kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati keragaman praktik keagamaan,” ujar Asep melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia, menurut Asep, menawarkan model yang menarik melalui Pancasila. Model ini memungkinkan Islam moderat tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang majemuk.
Moderasi Islam di Indonesia
Asep menekankan bahwa prinsip moderasi dalam ajaran Islam, seperti keseimbangan, keadilan, dan penghormatan terhadap seluruh umat manusia, telah tertanam kuat dalam masyarakat Indonesia. Hal ini berperan penting dalam menciptakan stabilitas dan keharmonisan bangsa.
“Pengalaman kami menunjukkan bahwa dengan merangkul dan menghormati keragaman agama dan budaya, kita dapat menjadikannya sumber kekuatan dan persatuan, bukan perpecahan,” katanya.
Dengan Pancasila, Indonesia dapat menjadi negara yang masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai, meskipun terdiri dari lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai komunitas agama. Asep menegaskan bahwa prinsip ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Peran UIN Syarif Hidayatullah dalam Promosi Islam Moderat
Sebagai salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam terbesar dan tertua di Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berada di garis terdepan dalam mempromosikan Islam moderat dan memfasilitasi dialog antaragama.
Asep menjelaskan bahwa di UIN Jakarta, dikembangkan lingkungan yang memungkinkan berbagai agama dan budaya untuk terlibat dalam dialog yang bermakna dan saling menghormati. Hal ini dilakukan melalui konferensi, lokakarya, dan penelitian bersama.
Pusat-pusat riset seperti Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat, Pusat Kajian Agama dan Budaya, serta Pusat Kajian Agama-Agama, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim, berkontribusi signifikan dalam memajukan pemahaman mengenai Islam moderat dan hubungan antaragama di Indonesia.
“Karya mereka menggarisbawahi potensi prinsip-prinsip Islam dalam mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan,” tutupnya.