Jakarta, tiradar.id – Aritmia jantung atau gangguan ritme jantung adalah kondisi medis yang berpotensi serius dan berdampak signifikan terhadap kesehatan serta kualitas hidup seseorang.
Kondisi ini meliputi berbagai kelainan pada ritme detak jantung, seperti detak yang terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia), yang dapat mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah secara efisien.
Menurut Prof Dr dr Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Siloam TB Simatupang, aritmia terjadi ketika detak jantung tidak mengikuti ritme normalnya.
Pada takikardia, detak jantung melebihi 100 detak per menit dan dapat menyebabkan gejala seperti palpitasi, sesak napas, dan nyeri dada. Sementara itu, pada bradikardia, detak jantung kurang dari 60 detak per menit dan dapat memicu pusing, kelelahan, bahkan pingsan.
Aritmia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, dan kematian mendadak akibat jantung. Penyebab utamanya termasuk penyakit jantung koroner, kelainan struktural jantung, gangguan elektrolit, serta kondisi medis lain seperti hipertensi dan diabetes. Penggunaan obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol, serta faktor genetika juga dapat memicu aritmia.
Diagnosis dan Pengobatan Aritmia
Elektrokardiogram (EKG) merupakan alat utama untuk mendiagnosis aritmia dengan merekam aktivitas listrik jantung. Untuk pemantauan jangka panjang, Holter Monitor atau event monitor digunakan untuk merekam aktivitas jantung secara lebih rinci.
Dalam beberapa kasus, cryoablation menjadi salah satu metode perawatan terbaru yang menggunakan suhu dingin untuk membekukan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme. Teknik ini lebih minimal invasif dibandingkan ablasi konvensional dan memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah.
Namun, cryoablation tidak cocok untuk semua pasien dan umumnya digunakan untuk fibrilasi atrium atau takikardia supraventrikular. Metode ini membutuhkan penilaian medis yang teliti untuk menentukan efektivitasnya.
Komplikasi dan Pencegahan Aritmia
Jika tidak dikelola dengan baik, aritmia dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke dan gagal jantung. Stroke terjadi ketika bekuan darah terbentuk di jantung dan menyumbat arteri di otak, sementara gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efisien.
Untuk mencegah komplikasi ini, aritmia harus ditangani dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk penggunaan obat-obatan, prosedur ablasi, atau pemasangan perangkat medis seperti pacemaker. Selain itu, perubahan gaya hidup sehat sangat dianjurkan.
Tips Mengurangi Risiko Aritmia
Untuk mengurangi risiko terkena aritmia, penting untuk menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, rutin berolahraga, menghindari konsumsi alkohol dan kafein berlebihan, serta berhenti merokok. Mengelola stres melalui meditasi atau yoga, menjaga berat badan ideal, dan memeriksa kesehatan jantung secara berkala juga sangat penting. Selain itu, menjaga kualitas dan pola tidur yang teratur dapat membantu mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.
Dengan upaya yang tepat, aritmia dapat dikelola, sehingga seseorang dapat tetap menjalani hidup dengan lebih baik dan sehat.