Ragam  

Dinkes Purwakarta Perkuat Penanganan Diabetes Melitus dengan edukasi dan Fitofarmaka

Kepala Dinas Kesehatan, H. Deni Darmawan, Dr., MARS

Purwakarta, tiradar.id – Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di dunia terus meningkat. Pada tahun 2021, jumlahnya mencapai 537 juta orang, diprediksi akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030, dan 783 juta pada 2045. Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 19,5 juta pada 2021. Angka ini diproyeksikan melonjak menjadi 28,6 juta pada 2045.

Di Kabupaten Purwakarta, kasus Diabetes Melitus (DM) tercatat sebanyak 14.251 kasus pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penanggulangan dan pencegahan dini terhadap penyakit yang kerap disebut sebagai “ibu dari segala penyakit” ini.

Apa Itu Diabetes Melitus?
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolisme kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Gejala yang sering muncul meliputi sering buang air kecil (poliuria), mudah haus (polidipsia), sering lapar (polifagia), penglihatan kabur, kesemutan, gatal-gatal, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Baca Juga:  Inilah Manfaat dari Buah Semangka untuk Kesehatan

Sosialisasi Penanggulangan Diabetes
Sebagai upaya penanggulangan diabetes, Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta bersama PT Biotek Farmasi Indonesia mengadakan Sosialisasi Diabetes Melitus pada 16 Januari 2025. Acara ini diawali dengan pemeriksaan status gizi, tekanan darah, dan gula darah peserta. Selanjutnya, sosialisasi peran fitofarmaka—obat herbal berbasis penelitian ilmiah—dalam mengendalikan diabetes menjadi agenda utama.

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan obat herbal dan fitofarmaka. Dengan ratusan jenis tanaman obat yang melimpah, Indonesia dikenal sebagai salah satu eksportir utama tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah di pasar internasional. Fitofarmaka yang berbasis bahan alami semakin diakui, khususnya setelah pandemi Covid-19 yang mengedepankan penggunaan obat herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga:  BAZNAS Purwakarta Dorong Pendidikan Santri melalui Seleksi Beasiswa 2025 di Bulan Ramdhan

Mendorong Kemandirian Farmasi Nasional
Kementerian Kesehatan RI terus mendukung pengembangan obat herbal dan fitofarmaka. Melalui UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, peran bahan alam semakin diperkuat dalam sistem kesehatan nasional. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Rizka Andalucia, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari transformasi kemandirian farmasi di Indonesia.

Melalui kegiatan seperti sosialisasi ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya pencegahan dan penanganan dini diabetes melitus, sekaligus memanfaatkan potensi fitofarmaka sebagai solusi kesehatan yang alami dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Terkait Insiden di SEA Games, Tiga Pemain Timnas RI Dihukum AFC

Laporan:Riyan kurnia