Jakarta, tiradar.id – Dalam sebuah diskusi kesehatan daring, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, menekankan bahwa obat antihipertensi atau obat darah tinggi tidak menyebabkan gagal ginjal. Sebaliknya, obat-obatan ini justru dapat melindungi ginjal.
Dr. Idrus menjelaskan bahwa hipertensi yang tidak terkendali adalah penyebab utama kasus gagal ginjal di Indonesia. Oleh karena itu, dengan mengendalikan tekanan darah tinggi, ginjal pasien dapat terlindungi.
Obat antihipertensi membantu mencegah komplikasi pada ginjal, bukan menjadi penyebab gangguan ginjal. Sebagian besar pasien hipertensi direkomendasikan oleh dokter untuk mengonsumsi obat antihipertensi seumur hidup.
Hal ini bertujuan tidak hanya melindungi jantung dan pembuluh darah, tetapi juga memberikan perlindungan bagi ginjal sebagai organ target lainnya.
Dr. Idrus juga mencatat bahwa kombinasi obat antihipertensi dengan terapi alternatif, seperti jamu, memerlukan perhatian khusus. Penting untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam terapi alternatif tersebut.
Namun, yang paling dianjurkan adalah mengonsumsi sayur dan buah-buahan sebagai bagian dari pola makan sehari-hari. Seledri atau timun bisa menjadi bagian dari terapi pelengkap, tetapi bukan pengganti obat utama yang diresepkan oleh dokter.
Dr. Idrus mengingatkan pasien hipertensi untuk tidak mengganti obat utama dengan terapi alternatif tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini penting untuk menghindari risiko komplikasi yang dapat timbul.
Keamanan dan efektivitas pengobatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam pengelolaan tekanan darah tinggi dan perlindungan ginjal Anda.