Jakarta, tiradar.id — Perayaan Idul Adha identik dengan hidangan berbahan dasar daging dan santan yang lezat, namun tinggi lemak dan kolesterol. Untuk menjaga kesehatan di tengah perayaan, ahli medikasi herbal dr. Rianti Maharani M.Si menyarankan penggunaan rempah-rempah tradisional yang tidak hanya memperkaya cita rasa, tetapi juga bermanfaat bagi tubuh.
Menurut dr. Rianti, beberapa jenis rempah seperti kunyit, jahe, bawang putih, kayu manis, dan daun salam terbukti dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam masakan berlemak. “Kunyit dan jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu mengontrol kadar kolesterol, sedangkan bawang putih dikenal dapat menurunkan kolesterol LDL,” jelasnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Selain menambahkan rempah ke dalam masakan, konsumsi teh hijau juga direkomendasikan untuk membantu mengurangi penyerapan lemak. Kandungan antioksidan katekin dalam teh hijau terbukti meningkatkan kinerja enzim antioksidan dalam tubuh dan melawan radikal bebas.
Untuk menjaga stamina selama momen silaturahmi dan libur panjang Idul Adha, dr. Rianti menyarankan masyarakat mengonsumsi jamu tradisional seperti kunyit asam, beras kencur, jahe, dan temulawak. “Kunyit asam membantu pencernaan dan mengurangi efek makanan berlemak, sedangkan beras kencur memberikan energi dan menyegarkan tubuh,” ujarnya.
Ketua Bidang Sosial, Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat DPP IKA Universitas Islam Indonesia ini juga menekankan pentingnya konsumsi jamu secara rutin untuk kesehatan jangka panjang. Jamu seperti kunyit asam, temulawak, dan jahe baik untuk menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta melancarkan sirkulasi darah.
Lebih jauh, dr. Rianti menyebut bahwa rempah-rempah tersebut juga berperan dalam pencegahan penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, dan sindrom metabolik. “Kandungan anti-inflamasi pada rempah seperti kunyit, temulawak, dan jahe dapat membantu mengontrol kadar gula dan tekanan darah,” jelasnya.
Dengan pemanfaatan rempah-rempah dan jamu tradisional secara bijak, masyarakat dapat tetap menikmati hidangan khas Idul Adha tanpa mengabaikan kesehatan tubuh.