Ragam  

Pesawat N219 Buatan Dalam Negeri Jelajahi Kepulauan Riau

Jakarta, tiradar.id – Pesawat N219, yang merupakan hasil pengembangan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI), melakukan penerbangan Market Survey Flight di langit Kepulauan Riau (Kepri).

Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, dan menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan. Kemudian, pesawat melanjutkan penerbangan dan tiba di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF), Kota Tanjungpinang, pada hari Sabtu.

“Dalam kegiatan ini, PTDI berusaha untuk melakukan komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri, yang juga akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepri. Khususnya, dalam meningkatkan konektivitas wilayah dan mempercepat pembangunan daerah,” ujar Mohamad Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI di Tanjungpinang.

Menurut Mohamad Arif Faisal, ini juga merupakan bagian dari komitmen PTDI untuk terus mengembangkan dan menyediakan produk-produk inovatif, efisien, dan dapat diandalkan guna memperkuat ekosistem industri pertahanan (Defend ID).

Baca Juga:  Benarkah Iko Uwais dan Jet Li Akan Bermain dalam Satu Frame? Ini Faktanya

Ia mengungkapkan bahwa Kepri, yang terdiri dari lebih dari 1.000 pulau, membutuhkan peningkatan konektivitas antarpulau, terutama melalui transportasi udara.

Pesawat N219, sebagai hasil karya anak bangsa, telah dipilih sebagai sarana transportasi udara yang akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepri.

Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama antara PTDI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional. Pada tanggal 16 Agustus 2017, pesawat ini melakukan penerbangan perdana dan pada tanggal 10 November 2017, Presiden RI Joko Widodo memberi nama “Nurtanio” untuk pesawat tersebut. Pada tanggal 22 Desember 2020, pesawat ini berhasil memperoleh Sertifikat Tipe (Type Certificate) yang dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI, dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 44,69 persen yang akan terus ditingkatkan. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak pertumbuhan pada beberapa industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, seperti industri pemeliharaan.

Baca Juga:  Samsung Rilis Dua Sensor Anyar untuk Perangkat AR/VR

Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk mendukung pembangunan konektivitas dan aksesibilitas di daerah terpencil, terluar, dan perbatasan (3 TP), dengan kemampuan lepas landas dan mendarat secara pendek di landasan yang memiliki panjang kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.

“Dalam penggunaannya, pesawat N219 dapat diatur dengan berbagai konfigurasi sesuai dengan kebutuhan pengguna, baik untuk angkutan penumpang, logistik, maupun evakuasi medis dan pelayanan dokter terbang,” ujar Mohamad Arif Faisal.

Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyambut baik daerahnya menjadi pilot project komersialisasi pesawat N219, mengingat secara geografis terdiri dari gugusan pulau-pulau sehingga memerlukan interkoneksi yang mudah, cepat dan terjangkau.

“Transformasi ekonomi Kepri sangat cocok dijadikan sebagai pilot project komersialisasi pesawat N219,” ujar Ansar di Bandara RHF Tanjungpinang.

Ansar juga berharap dengan dukungan pemerintah pusat, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), komersialisasi pesawat N219 di Kepri segera terwujud.

Baca Juga:  Pelayanan KB Sejuta Akseptor Hari Ini Dimulai

Gubernur akan membahas dengan pihak-pihak terkait soal model bisnisnya, apakah melalui sinergi ekosistem dengan melibatkan pemerintah daerah termasuk BUMD-nya, Aircraft Operator Company (AOC), perusahaan leasing dalam negeri dan PTDI sendiri.

“Saya lihat pesawatnya bagus dan jumlah tempat duduk banyak, ada sekitar 19. Apalagi produk ini buatan dalam negeri, mesti kita dukung,” ucap Ansar.

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Pesawat produksi dalam negeri N219 jelajahi Kepri