Ragam  

Tidak Gentayangan, Inilah Tempat Ruh Orang Mu’min, Syuhada, dan Orang Kafir

Ilustrasi ruh kematian manusia. (Foto: Net)

Subang, tiradar.id – Kematian pasti akan menghampiri setiap manusia. Tidak ada yang mampu menolaknya. Dan tidak ada seorangpun yang mampu menahannya dan mengundurkannya walau sesaat.

Kematian akan tak kenal waktu dan usia, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah.

Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan.

Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian.

Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Baca Juga:  WhatsApp Akan Hadirkan Fitur Edit Stiker untuk Pengguna Android

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali Imran: 185)

Kaum muslimin meyakini bahwa ruh orang-orang yang beriman ditempatkan di dalam Surga, baik mereka sebagai syuhada atau bukan, selama tidak ada hal yang menahan mereka berupa dosa besar dan hutang, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjumpai mereka dengan membawa ampunan.

Imam Malik rahimahullah meriwayatkan di dalam kitabnya al Muwaththa dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu:

Imam Malik rahimahullah meriwayatkan di dalam kitabnya al Muwaththa dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu:

Baca Juga:  Pentingnya Edukasi Gizi dalam Pencegahan Stunting Anak

إِنَّمَا نَسَمَةُ الْمُؤْمِنِ طَيْرٌ يَعْلَقُ فِي شَجَرِ الْجَنَّةِ حَتَّى يُرْجِعَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى جَسَدِهِ يَوْمَ يَبْعَثُهُ.

“Sesungguhnya ruh seorang mukmin adalah seekor burung yang menggantung di sebuah pohon di dalam Surga sehingga Allah mengembalikannya ke jasadnya pada hari Kebangkitan.” (As Shahiihah: 995)

Di dalam hadits ini diungkapkan bahwa ruh orang-orang yang beriman dalam bentuk seekor burung di dalam Surga. Sedangkan ruh-ruh orang yang mati syahid di dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa dia berada di dalam tenggorokan burung yang berwarna hijau, ia bagaikan bintang jika dibandingkan dengan ruh orang mukmin yang lainnya, karena dia terbang dengan sendirinya. (Tafsir Ibnu Katsir: I/427)

Sedangkan jika seorang hamba itu adalah seorang muslim yang melakukan kemaksiatan, maka lamanya siksaan sesuai dengan perbuatan maksiat yang dilakukannya. Bahkan sebagian dari mereka mendapatkan ampunan dosa dari Allah, sebagian orang yang bermaksiat disiksa sementara yang lainnya diampuni.(Fatawa Al Hafizh Ibnu Hajar, Darul Kutub: 1559)

Baca Juga:  Penggunaan Teknologi AI dalam Dunia Kesehatan, 84% Menyatakan Hasilnya Akurat

Adapun ruh orang-orang kafir berada di dalam Neraka Jahim. Kita berlindung kepada Allah dari api Neraka. Mereka semua meyakini bahwa adzab itu langgeng kepada orang kafir dan orang munafik dengan kemunafikan yang besar.(*)