Jakarta, tiradar.id – Setiap orang bisa mengalami keluhan nyeri atau kekakuan pada pinggang atau punggung, tetapi jika keluhan tersebut berkelanjutan dan terlokalisasi di satu sisi tubuh (seperti pinggang bawah kiri atau punggung atas kanan), ini mungkin mengindikasikan adanya skoliosis.
Skoliosis adalah kelainan tiga dimensi pada tulang belakang, di mana tulang belakang tidak hanya melengkung ke samping, tetapi juga mengalami rotasi atau perputaran. Ini menyebabkan tubuh terlihat miring ke satu sisi, dengan bahu atau panggul salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya.
Deteksi rotasi skoliosis dapat dilakukan dengan uji Adam, di mana pasien membungkuk ke depan dan dilihat dari belakang untuk mengetahui apakah ada punuk pada satu sisi punggung atau pinggang.
Kelainan ini terjadi karena tulang belakang yang melengkung dan berputar menyebabkan otot-otot pada sisi yang berlawanan menjadi tidak seimbang dalam panjang dan tonus. Otot pada satu sisi menjadi lebih panjang dengan tonus rendah, sementara sisi lainnya mengalami kekakuan. Ini menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan yang berkelanjutan pada penderita skoliosis.
Penyebab skoliosis sebagian besar tidak diketahui (skoliosis idiopatik). Namun, beberapa kasus dapat disebabkan oleh faktor bawaan (kelainan kongenital), gangguan neuromuskular, masalah jaringan ikat, atau proses penuaan (degeneratif). Faktor genetik juga dapat berperan, karena sekitar 30% penderita skoliosis idiopatik memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Skoliosis biasanya pertama kali terdeteksi pada anak-anak dan remaja selama masa pertumbuhan, namun bisa juga baru terlihat pada usia dewasa. Skoliosis idiopatik pada anak-anak dapat tidak menimbulkan nyeri, sehingga beberapa penderita mungkin tidak menyadari kondisinya hingga dewasa. Skoliosis ringan pada anak-anak juga mungkin tidak mencolok secara fisik.
Terdapat dua skenario umum terkait deteksi skoliosis pada usia dewasa:
- Skoliosis Idiopatik yang Terlambat Terdeteksi pada Anak-Anak atau Remaja: Sebagian anak-anak dengan skoliosis idiopatik tidak merasakan nyeri, menyebabkan mereka tidak menyadari kondisi ini. Namun, sekitar 60% kasus skoliosis ini berisiko berkembang lebih lanjut pada usia dewasa, terutama jika derajat kelengkungan kurva semakin besar.
- Skoliosis De Novo pada Usia Dewasa: Ini adalah skoliosis yang muncul pertama kali pada usia dewasa, terutama di atas usia 40-50 tahun. Hal ini terjadi karena penuaan tulang belakang dan bisa terkait dengan osteoporosis.
Pengobatan untuk skoliosis dewasa biasanya melibatkan latihan khusus untuk memperkuat otot-otot dan menjaga postur tubuh, seperti latihan Schroth. Pada kasus berat, brace skoliosis dapat digunakan untuk membantu mempertahankan postur yang lebih baik. Meskipun tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan skoliosis, penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi nyeri dan memperbaiki kualitas hidup. Jika Anda mencurigai memiliki skoliosis, penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang ahli dalam penyakit tulang belakang untuk penanganan yang sesuai.
Sumber: ANTARANews.com