Jakarta, tiradar.id – China sedang merencanakan misi besar dalam eksplorasi luar angkasa. Negara tersebut akan membawa robot terbang canggih atau “flying detector” ke sisi terjauh Bulan untuk mencari keberadaan air beku di wilayah tersebut. Misi ini merupakan bagian dari persiapan China dalam membangun pangkalan penelitian di kutub selatan Bulan.
Penemuan air di Bulan bukanlah hal baru. Sebelumnya, China telah menemukan jejak air melalui misi Chang’e-5, diikuti oleh temuan serupa dari misi milik NASA dan India. Sejumlah ilmuwan meyakini bahwa es di Bulan dapat mendukung kehidupan manusia di masa depan, termasuk sebagai sumber air bagi para astronaut.
Misi Chang’e-7 untuk Menjelajahi Kutub Selatan Bulan
Misi Chang’e-7, yang direncanakan meluncur pada 2026, akan menjadi langkah penting bagi China dalam menjelajahi kutub selatan Bulan. Misi ini bertujuan untuk melakukan survei terperinci di area tersebut. Selain membawa robot terbang, misi ini juga akan dilengkapi dengan pengorbit, pendarat, dan penjelajah untuk mengeksplorasi potensi keberadaan air di beberapa gua yang dalam.
Wu Weiren, Kepala Perancang Proyek Eksplorasi Bulan China, mengatakan bahwa beberapa gua di wilayah itu memiliki potensi besar untuk menyimpan air beku. “Kami berharap detektor terbang dapat melakukan inspeksi di satu atau dua gua setelah mendarat,” ujar Wu, seperti dikutip dari CNN Internasional.
Air di Bulan: Tantangan dan Harapan
Meski penemuan air di Bulan memberikan harapan besar, sejumlah pakar memperingatkan bahwa tidak semua air dapat langsung dimanfaatkan. Pemanfaatan air tersebut bergantung pada banyak faktor, seperti jumlah ketersediaannya dan bentuk kimianya. Jika berhasil, air di Bulan dapat menjadi sumber daya penting untuk menopang kehidupan manusia di luar Bumi.
Misi ini juga menjadi bagian dari upaya China untuk membawa astronaut ke Bulan dalam waktu lima tahun ke depan. Jika misi tersebut berhasil, China akan semakin mengukuhkan posisinya dalam perlombaan eksplorasi luar angkasa global.