Kemkomdigi Ubah Arah Literasi Digital, Fokus pada Kemandirian dan Penciptaan Teknologi

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menjadi narasumber dalam acara Reuni dan Seminar FAA PPMI bertema Oase Gelap Terang Indonesia di Auditorium Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025). ANTARA/HO-Kemkomdigi/am.

Jakarta, tiradar.id – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan pendekatan literasi digital kini diarahkan pada penguasaan keterampilan praktis dan kemandirian teknologi agar masyarakat mampu berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital.

Menurut Nezar, pola literasi digital lima tahun lalu yang bersifat massal kini dianggap cukup pada level dasar. Fokusnya bergeser pada pendalaman dan penciptaan teknologi, terutama bagi generasi muda.

“Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (4/11).

Untuk itu, Kemkomdigi menyiapkan jalur pendidikan dan pelatihan melalui Program Digital Talent Scholarship, bekerja sama dengan perusahaan teknologi global. Program ini menargetkan peningkatan kemampuan (upskilling) dan penyesuaian keterampilan (reskilling) sesuai kebutuhan industri digital.

Selain pengembangan SDM, pemerintah juga memperkuat fondasi digital melalui integrasi lebih dari 27.000 aplikasi dan 2.800 ruang server daerah ke dalam Government Cloud guna meningkatkan efisiensi dan keamanan data publik.

Nezar mencontohkan penerapan digitalisasi di daerah, seperti Kota Sumedang yang sukses menurunkan angka stunting hingga 6 persen berkat aplikasi pemantauan gizi ibu hamil dan balita.

Dalam aspek konektivitas, Kemkomdigi juga telah melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband, dengan target kecepatan 100 Mbps dan tarif terjangkau antara Rp100.000–Rp150.000 per bulan. Layanan ini ditujukan bagi 20 juta pengguna baru dalam tiga tahun.

Nezar menegaskan pentingnya keseimbangan antara manusia, infrastruktur, dan tata kelola data dalam transformasi digital nasional.
“Fokus pendidikan dan literasi digital harus terus menyesuaikan agar masyarakat mampu beradaptasi dan berdaya,” pungkasnya.