Gerakan “Selamatkan Pangan” untuk Kurangi Sampah Makanan di Indonesia

Jakarta, tiradar.id – Sampah makanan telah menjadi salah satu permasalahan serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pangan Dunia (FAO), sekitar 1,3 miliar ton pangan terbuang setiap tahunnya, yang setara dengan sepertiga dari total produksi pangan global. Di Indonesia sendiri, angka yang tidak kalah mengkhawatirkan, dengan rata-rata satu orang membuang antara 115 hingga 184 kg sampah makanan per tahun, menurut Badan Pangan Nasional.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Indonesia telah menginisiasi gerakan “Selamatkan Pangan” yang dijalankan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk asosiasi pengusaha dan organisasi nirlaba. Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk mengurangi jumlah sampah makanan dengan memanfaatkan pangan yang masih layak konsumsi dan menyalurkannya kepada mereka yang membutuhkan.

Baca Juga:  Tips Agar Cepat Hamil untuk Pasangan yang Ingin Segera Memiliki Momongan

Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Nita Yulianis, menekankan bahwa pentingnya kesadaran bersama dalam upaya menjaga pangan. Dalam sebuah perbincangan di Jakarta, Nita mengatakan bahwa banyak makanan yang sebenarnya masih bisa dimakan akhirnya terbuang karena perilaku konsumtif yang berlebihan. Oleh karena itu, mengubah pola pikir dan tindakan terkait konsumsi pangan adalah langkah penting dalam mengatasi masalah sampah makanan.

Salah satu langkah konkret yang diambil dalam gerakan “Selamatkan Pangan” adalah penyaluran donasi pangan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan kerjasama antara pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat, gerakan ini berupaya memastikan bahwa pangan yang masih layak dikonsumsi tidak terbuang sia-sia. Selama lima tahun terakhir, inisiatif ini telah berjalan dan berhasil mengurangi jumlah sampah makanan di Indonesia.

Baca Juga:  Dokter Sebut Penyuntikan Silikon ke Tubuh Manusia Adalah Tindakan Kriminal

Nita juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, yang ia sebut sebagai “kolaborasi pentahelix”, yaitu kolaborasi yang melibatkan bisnis, komunitas atau masyarakat, serta media. Pendekatan ini menjadi kunci dalam menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga pangan dan menghindari pemborosan. Media memiliki peran besar dalam menyuarakan pesan gerakan ini kepada masyarakat luas, sementara bisnis dan komunitas dapat berperan dalam mengedukasi dan mendorong praktik yang berkelanjutan terkait konsumsi pangan.

Di akhir kata, gerakan “Selamatkan Pangan” bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tugas bersama untuk menjaga sumber daya pangan dan mengurangi jumlah sampah makanan. Dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari setiap individu, kelompok, dan entitas bisnis, Indonesia dapat bergerak menuju pengurangan sampah makanan yang signifikan dan menciptakan budaya konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga:  Tren Warna Rambut "Pumpkin Spice Latte" Merebak Seiring Musim Gugur

Sumber: ANTARA