Menkeu Ajukan Penggunaan SAL untuk Tutup Defisit APBN 2025

Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat Konferensi Pers Paket Kebijakan Ekonomi: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif & Berkelanjutan di Kantor Menkoperekonomian, Jakarta, Senin (16/12/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, tiradar.id — Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengajukan permohonan penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Langkah ini diambil untuk menutup pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang diperkirakan melebihi target awal.

Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Selasa (1/7), Menkeu menyampaikan bahwa outlook defisit APBN hingga akhir 2025 diperkirakan mencapai Rp662 triliun atau setara 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibandingkan target awal defisit yang sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

Pelebaran defisit ini, menurut Sri Mulyani, disebabkan oleh potensi tidak tercapainya target penerimaan negara. Total pendapatan negara hanya akan mencapai Rp2.865,5 triliun, atau 95,4 persen dari target pagu sebesar Rp3.005,1 triliun. Untuk menekan ketergantungan pada penerbitan utang, pemerintah berencana memanfaatkan sebagian dari SAL tahun anggaran 2024 yang tercatat sebesar Rp457,5 triliun.

Penggunaan SAL dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga keseimbangan fiskal serta mengurangi tekanan terhadap pembiayaan melalui surat berharga negara. Dana ini akan difokuskan untuk menutup defisit, memenuhi kewajiban pemerintah, serta membiayai belanja prioritas nasional.

Sementara itu, belanja negara hingga akhir tahun 2025 diproyeksikan terealisasi sebesar Rp3.527,5 triliun atau 97,4 persen dari pagu yang ditetapkan. Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas fiskal dengan langkah pembiayaan yang hati-hati dan terukur di tengah dinamika ekonomi global.