Jakarta, tiradar.id – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, menegaskan bahwa kesederhanaan Paus Fransiskus merupakan contoh yang layak diikuti oleh seluruh masyarakat, terutama para pemimpin.
Menurut Suharyo, kesederhanaan yang ditunjukkan Paus Fransiskus tidak hanya bermanfaat bagi umat beragama, tetapi juga bagi mereka yang memegang tanggung jawab kepemimpinan pada berbagai tingkatan.
“Kesederhanaan Paus Fransiskus adalah teladan yang sangat relevan, tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga untuk semua pemimpin di berbagai lapisan masyarakat,” ujar Suharyo dalam keterangannya pada hari Selasa.
Lebih lanjut, Suharyo menjelaskan bahwa sikap hidup sederhana Paus Fransiskus merupakan hasil dari proses panjang yang terbentuk melalui pengalaman rohani. Ia menyebutkan bahwa pengalaman iman yang mendalam tersebut telah berbuah pada transformasi pribadi Paus Fransiskus, yang diwujudkan dalam pilihan-pilihan hidupnya yang selalu berpihak pada mereka yang kurang beruntung.
Contoh konkret dari kesederhanaan Paus Fransiskus dapat dilihat dari keputusannya untuk tinggal di Casa Santa Marta, sebuah rumah singgah untuk para Kardinal saat konklaf, alih-alih di Istana Vatikan yang merupakan kediaman resmi Paus. Selain itu, Paus Fransiskus juga kerap mengundang masyarakat kurang mampu untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Paus Fransiskus tetap setia pada prinsip kesederhanaannya. Kardinal Suharyo menyoroti salah satu momen saat menyambut Paus di bandara, di mana ia mengenakan sepatu hitam yang tampak sudah usang, menandakan bahwa Paus Fransiskus tidak mementingkan penampilan mewah.
Suharyo juga berharap agar masyarakat Indonesia dapat meneladani sikap hidup sederhana dan empati yang dimiliki oleh Paus Fransiskus. Ia menekankan bahwa kunjungan Paus ke Indonesia kali ini juga diharapkan dapat menjadi contoh toleransi yang baik bagi semua umat beragama di Tanah Air.
Paus Fransiskus, yang dikenal luas karena empatinya terhadap masyarakat kurang mampu, adalah Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970, disusul oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan mengunjungi Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus juga dijadwalkan untuk memimpin Misa Kudus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 5 September 2024.
Kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia ini menjadi bagian dari rangkaian perjalanannya ke kawasan Asia-Oseania, termasuk Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, yang berlangsung pada 2-13 September 2024.