Memperingati Hari Bumi 22 April 2025, Sejarah dan Tujuan untuk Masa Depan yang Lestari

Sejumlah peserta menanam bibit pohon mangrove di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (20/4/2025). Aksi yang digelar oleh Dara Daeng Kabupaten Maros dan GenPI Sulsel Kabupaten Maros tersebut menanam sekitar 1.500 bibit pohon mangrove dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025 dengan menggandeng sejumlah organisasi dan komunitas pemerhati lingkungan. ANTARA FOTO/Hasrul Said/wpa.

Jakarta, tiradar.id – Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati Hari Bumi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup. Tahun ini, Hari Bumi jatuh pada hari Selasa, 22 April 2025. Momen ini menjadi pengingat bahwa bumi bukan hanya tempat tinggal saat ini, melainkan warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Sejarah Hari Bumi

Hari Bumi pertama kali digagas pada tahun 1970 oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Ia terinspirasi oleh bencana tumpahan minyak besar di Santa Barbara, California, pada Januari 1969, yang menjadi salah satu tragedi lingkungan terparah di wilayah tersebut. Melihat dampak kerusakan lingkungan yang masif, Nelson mendorong inisiatif perlindungan lingkungan dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi dalam diskusi serta aksi nyata.

Tanggal 22 April dipilih karena jatuh di antara masa liburan musim semi dan ujian akhir semester di perguruan tinggi Amerika, sehingga memungkinkan partisipasi luas dari kalangan muda. Pada Hari Bumi pertama, jutaan warga Amerika turun ke jalan dalam aksi pembersihan lingkungan, unjuk rasa, dan kegiatan edukatif. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, menjadikan Hari Bumi sebagai gerakan global yang dirayakan di lebih dari 175 negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga:  Sindikat Judi Online Jaringan Kamboja Terbongkar di Grogol, Jakbar

Menariknya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menetapkan 20 Maret sebagai Hari Bumi versi Ekuinoks Maret, berdasarkan gagasan John McConnell pada 1969. Namun, tanggal 22 April tetap menjadi yang paling dikenal secara global sebagai Hari Bumi.

Tujuan Peringatan Hari Bumi

Peringatan Hari Bumi tidak sekadar bersifat simbolis atau seremonial, melainkan memiliki tujuan yang mendalam, yaitu:

  1. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
    Hari Bumi mengajak seluruh masyarakat dunia untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan dan menyadari dampak dari aktivitas manusia terhadap bumi.
  2. Mendorong Perubahan Perilaku
    Momentum ini juga menjadi dorongan bagi individu dan komunitas untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan, serta mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan berkelanjutan.
  3. Mengajak Aksi Nyata
    Kegiatan seperti penanaman pohon, bersih-bersih lingkungan, mengurangi penggunaan plastik, hingga pengelolaan sampah menjadi langkah konkret yang kerap dilakukan saat Hari Bumi.
  4. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Bersama
    Peringatan ini menekankan bahwa menjaga bumi adalah tugas bersama, tidak hanya tanggung jawab organisasi lingkungan, tetapi semua penghuni bumi.
  5. Melindungi Bumi untuk Generasi Mendatang
    Upaya pelestarian lingkungan bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem agar bumi tetap layak huni bagi anak cucu di masa depan.
Baca Juga:  Polisi Lakukan Penyelidikan Terhadap Mahasiswa UPI yang Tewas

Hari Bumi di Indonesia

Meskipun Hari Bumi belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni, berbagai aksi nyata tetap dilakukan di berbagai daerah. Contohnya, penanaman 1.500 bibit mangrove di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yang diinisiasi oleh komunitas lokal dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025. Kegiatan seperti ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas organisasi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Penutup

Hari Bumi bukan sekadar hari peringatan, tetapi panggilan untuk bertindak. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian bumi. Dengan memahami sejarah dan tujuannya, kita diingatkan kembali bahwa bumi ini hanya satu, dan sudah semestinya kita rawat dan lindungi bersama, demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.