Jakarta, tiradar.id – Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati Hari Bumi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup. Tahun ini, Hari Bumi jatuh pada hari Selasa, 22 April 2025. Momen ini menjadi pengingat bahwa bumi bukan hanya tempat tinggal saat ini, melainkan warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.
Sejarah Hari Bumi
Hari Bumi pertama kali digagas pada tahun 1970 oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Ia terinspirasi oleh bencana tumpahan minyak besar di Santa Barbara, California, pada Januari 1969, yang menjadi salah satu tragedi lingkungan terparah di wilayah tersebut. Melihat dampak kerusakan lingkungan yang masif, Nelson mendorong inisiatif perlindungan lingkungan dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi dalam diskusi serta aksi nyata.
Tanggal 22 April dipilih karena jatuh di antara masa liburan musim semi dan ujian akhir semester di perguruan tinggi Amerika, sehingga memungkinkan partisipasi luas dari kalangan muda. Pada Hari Bumi pertama, jutaan warga Amerika turun ke jalan dalam aksi pembersihan lingkungan, unjuk rasa, dan kegiatan edukatif. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, menjadikan Hari Bumi sebagai gerakan global yang dirayakan di lebih dari 175 negara, termasuk Indonesia.
Menariknya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menetapkan 20 Maret sebagai Hari Bumi versi Ekuinoks Maret, berdasarkan gagasan John McConnell pada 1969. Namun, tanggal 22 April tetap menjadi yang paling dikenal secara global sebagai Hari Bumi.
Tujuan Peringatan Hari Bumi
Peringatan Hari Bumi tidak sekadar bersifat simbolis atau seremonial, melainkan memiliki tujuan yang mendalam, yaitu:
- Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
Hari Bumi mengajak seluruh masyarakat dunia untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan dan menyadari dampak dari aktivitas manusia terhadap bumi. - Mendorong Perubahan Perilaku
Momentum ini juga menjadi dorongan bagi individu dan komunitas untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan, serta mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan berkelanjutan. - Mengajak Aksi Nyata
Kegiatan seperti penanaman pohon, bersih-bersih lingkungan, mengurangi penggunaan plastik, hingga pengelolaan sampah menjadi langkah konkret yang kerap dilakukan saat Hari Bumi. - Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Bersama
Peringatan ini menekankan bahwa menjaga bumi adalah tugas bersama, tidak hanya tanggung jawab organisasi lingkungan, tetapi semua penghuni bumi. - Melindungi Bumi untuk Generasi Mendatang
Upaya pelestarian lingkungan bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem agar bumi tetap layak huni bagi anak cucu di masa depan.
Hari Bumi di Indonesia
Meskipun Hari Bumi belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni, berbagai aksi nyata tetap dilakukan di berbagai daerah. Contohnya, penanaman 1.500 bibit mangrove di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yang diinisiasi oleh komunitas lokal dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025. Kegiatan seperti ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas organisasi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Penutup
Hari Bumi bukan sekadar hari peringatan, tetapi panggilan untuk bertindak. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian bumi. Dengan memahami sejarah dan tujuannya, kita diingatkan kembali bahwa bumi ini hanya satu, dan sudah semestinya kita rawat dan lindungi bersama, demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.