Ragam  

Hipertensi Bisa Menjadi Pemicu Munculnya Aneurisma, Ini Penjelasannya

Tangerang, tiradar.id – Hipertensi yang tidak terkontrol dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko munculnya aneurisma. Hal ini disampaikan oleh dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp.N, seorang dokter spesialis saraf lulusan Universitas Sam Ratulangi.

Menurut dr. Jeffry, hipertensi yang berkepanjangan dapat menyebabkan melemahnya dinding pembuluh darah, terutama pada lansia yang mengalami penurunan kondisi tubuh secara alami. “Padahal seseorang tidak memiliki aneurisma sebelumnya, tetapi karena hipertensi yang lama dan tidak terkontrol, dinding pembuluh darahnya menjadi lemah. Ketika tekanan darahnya terus tinggi, aneurisma bisa muncul,” ujar dr. Jeffry dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Tangerang, Banten.

Apa Itu Aneurisma?

Aneurisma merupakan pelemahan dinding pembuluh darah yang menyebabkan terbentuknya benjolan. Jika benjolan ini pecah, dapat menimbulkan kondisi serius seperti stroke perdarahan. “Ketika pembuluh darah itu pecah, terjadi perdarahan di kepala yang bisa menjadi bom waktu bagi penderitanya,” jelas dr. Jeffry, yang juga berpraktik di Rumah Sakit Hermina Bitung.

Baca Juga:  Tips Menjaga Pola Makan Sehat Selama Ramadhan 2024

Selain hipertensi, penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko aneurisma karena dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Penyebab lainnya termasuk kelainan pembentukan pembuluh darah sejak kecil, yang sering kali bersifat genetik. “Aneurisma bisa muncul pada usia muda karena adanya kelainan bawaan dalam pembentukan pembuluh darah sejak kecil. Biasanya, ini diturunkan secara genetik dari keluarga,” tambahnya.

Gejala Aneurisma dan Cara Deteksinya

Dr. Jeffry mengungkapkan bahwa aneurisma kecil sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, jika ukurannya membesar dan menekan struktur lain di otak, bisa muncul berbagai keluhan seperti sakit kepala mendadak, pingsan secara tiba-tiba, atau gangguan neurologis lainnya. “Aneurisma biasanya muncul secara mendadak. Oleh karena itu, sulit menentukan gejala khasnya,” katanya.

Baca Juga:  Terobosan Pengobatan Baru untuk Penderita Asma dan PPOK

Untuk mendeteksi aneurisma sejak dini sebelum terjadi pecahnya pembuluh darah, pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pembuluh darah otak dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan. Dengan pemeriksaan ini, potensi risiko dapat diketahui lebih awal dan tindakan medis yang tepat bisa segera diberikan.

Dengan memahami faktor risiko dan melakukan pemeriksaan rutin, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap kondisi kesehatan pembuluh darah mereka, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau faktor genetik terkait aneurisma.