Ragam  

Indonesia Siap Jembatani Pengembangan Teknologi AI Global

Ilustrasi Kecerdasan Buatan

Jakarta, tiradar.id – Pemerintah Republik Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk menjadi penghubung dan pelaku utama dalam kerja sama pengembangan kecerdasan buatan (AI) di tingkat internasional. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi AI menjadi lebih inklusif dan setara dalam skala global.

Ketua Delegasi Republik Indonesia dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengungkapkan komitmen tersebut dalam AI Safety Summit (AISS) 2023 yang berlangsung di London, Inggris.

Dalam forum ini, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mengembangkan teknologi AI. Hal ini sejalan dengan semangat inklusivitas dan partisipasi yang perlu mencakup semua negara dalam merumuskan pedoman dan kebijakan penggunaan teknologi AI yang aman.

Baca Juga:  Sebanyak 11 Sertifikat HAKI Komunal Telah Berhasil Dikantongi Pemkab Bangka

Nezar Patria juga mengungkapkan pandangan Indonesia terkait pengembangan AI secara global dan tiga poin penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah negara-negara dunia dan pemangku kepentingan industri terkait:

1. Dukungan untuk Tindakan Afirmatif di Negara Berkembang: Indonesia mendukung upaya untuk mendorong kerja sama global yang inklusif dalam pengembangan AI. Ini termasuk kolaborasi antara perusahaan global dan industri lokal, penutupan kesenjangan digital, dan fasilitasi transfer teknologi AI.

2. Partisipasi Lebih Luas dalam Pembahasan Isu Keamanan AI: Indonesia mendorong negara-negara yang belum terlibat dalam forum AISS 2023 untuk lebih mendalam membahas isu keamanan AI. Upaya ini dapat dilakukan melalui penyelenggaraan pertemuan khusus tentang keamanan AI di platform global yang sudah ada, seperti PBB atau forum G20, untuk memungkinkan partisipasi lebih banyak negara dalam pembahasan isu ini.

Baca Juga:  2024 Adalah Tahun Kabisat, Perhatikan di Bulan Februari

3. Menghormati Perbedaan dalam Penggunaan AI: Indonesia memahami bahwa setiap negara memiliki tingkat pengetahuan AI yang berbeda. Oleh karena itu, negara-negara harus menghormati perbedaan dalam pengetahuan, kapasitas, dan sikap masing-masing dalam mengembangkan penggunaan dan tata kelola AI. Hal ini memungkinkan setiap negara untuk mengembangkan AI sesuai dengan kecepatannya sendiri dan berpotensi bergabung dalam diskusi dan kerja sama global.

Dengan komitmen kuat untuk menjembatani kerja sama internasional dalam pengembangan AI, Indonesia berharap untuk memainkan peran penting dalam memastikan bahwa teknologi AI menjadi sumber daya yang inklusif dan bermanfaat bagi seluruh dunia.