Ragam  

Peran Penting Persiapan Kehamilan nutuk Cegah Bayi Prematur

Ilustrasi kehamilan. (ANTARA/PIXABAY/StockSnap)

Jakarta, tiradar.id – Dokter Anak Konsultan Neonatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), mengajak para orang tua untuk memahami pentingnya persiapan kehamilan guna mencegah kelahiran prematur.

Dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, dikutip Sabtu (18/11/2023), Rinawati menekankan bahwa persiapan kehamilan tidak boleh dianggap sepele.

Menurutnya, sebagian besar kasus kelahiran prematur terjadi karena kondisi kesehatan ibu yang kurang baik, seperti hipertensi, preeklamsia, anemia, diabetes, infeksi, dan kondisi lainnya. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan adalah langkah penting.

Kondisi kesehatan ibu dapat diukur melalui pemantauan kadar hemoglobin dan cadangan besi (feritin), gula darah, serta tekanan darah yang optimal. Selain itu, perhatian terhadap kesehatan mulut dan gigi juga diperlukan guna mencegah infeksi selama masa kehamilan.

Baca Juga:  Ini Waktu yang Tepat untuk Menyantap Makanan Penutup

Dokter anak ini juga menyarankan agar jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil perlu diperhatikan. Makanan seharusnya mengandung makronutrien dan mikronutrien yang lengkap, seperti vitamin D3, zat besi, dan sumber protein hewani. Penting untuk tidak hanya fokus pada karbohidrat dan lemak.

Rinawati meminta ibu hamil untuk memeriksa kandungan mereka secara seksama sebagai bagian dari upaya pencegahan kelahiran prematur. Dengan perhatian pada aspek-aspek ini, diharapkan dapat dicegah 70 hingga 80 persen kelahiran prematur.

Selain itu, Rinawati mendorong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan untuk menganalisis risiko tinggi ibu hamil yang berpotensi melahirkan bayi prematur. Jika fasilitas tersebut tidak mampu menangani bayi prematur, ibu hamil sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.

Baca Juga:  Pemerintah Indonesia Luncurkan Rencana Pencegahan dan Pengendalian Kanker Nasional 2024-2034

Ia menekankan bahwa setiap fasilitas kesehatan yang menangani persalinan harus memiliki kemampuan untuk menangani kegawatdaruratan pernafasan pada bayi baru lahir, termasuk bayi prematur.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tingkat kelahiran prematur di Indonesia mencapai hampir 30 persen dari total bayi baru lahir. Oleh karena itu, upaya pencegahan seperti yang disarankan oleh Rinawati menjadi krusial untuk menanggulangi masalah ini.

Sebagai penutup, Rinawati menyebutkan bahwa setiap 17 November diperingati sebagai World Prematurity Day atau Hari Prematur Sedunia. Tema peringatan tahun ini, “Small Actions, BIG IMPACT: Immediate Skin-to-Skin Care for Every Baby, Everywhere,” menekankan pentingnya perawatan langsung kulit ke kulit melalui Metode Kanguru untuk meningkatkan kondisi bayi prematur.

Baca Juga:  Yang Perlu Diketahui Sebelum Berpuasa Ramadan

Metode ini tidak hanya memberikan kehangatan tubuh tetapi juga kenyamanan melalui kedekatan dan suara detak jantung ibu. Dengan langkah-langkah kecil ini, diharapkan dapat memberikan dampak besar untuk kesehatan bayi prematur di seluruh dunia.

Sumber: ANTARA