Ragam  

Program Makan Bergizi Gratis Tanpa Susu Tetap Penuhi Kebutuhan Gizi Anak

Seorang siswa bersiap menyantap sajian dalam program Makan Bergizi Gratis di SMP Negeri 61, Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/foc/aa.

Jakarta, tiradar.id – Dietisien dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Fitri Hudayani, menegaskan bahwa menu dari program Makan Bergizi Gratis yang bervariasi tetap mampu memenuhi kebutuhan gizi anak meskipun tidak disertai susu.

“Dalam memenuhi kebutuhan gizi dengan menggunakan bahan makanan yang bervariasi sangat memungkinkan (memenuhi gizi) meskipun tidak diberikan susu,” ujar Fitri saat dihubungi ANTARA, Selasa.

Program makan siang gratis ini mulai dibagikan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia pada Senin (6/1). Menu yang disajikan mencakup nasi, telur dadar atau ayam goreng, serta sayuran seperti wortel dan brokoli.

Fitri menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak secara lengkap, menu yang disarankan meliputi 200 gram nasi, satu butir telur, 100 gram wortel dan brokoli, serta minyak untuk mengolah makanan. Menu ini mampu memberikan 575 kilo kalori (Kkal) atau sekitar 35 persen dari kebutuhan energi harian anak, dengan asupan protein sebesar 16 gram.

Baca Juga:  Purwakarta Bangun Generasi Cerdasa Lewat Program MBG

Menu tersebut diperkirakan memenuhi 30-35 persen kebutuhan kalori harian anak usia 7-9 tahun, yang membutuhkan sekitar 1.650 kilo kalori per hari. “Protein sebanyak 40 gram, lemak 55 gram, dan karbohidrat 250 gram dibutuhkan setiap harinya. Sementara kalsium 1.000 mg/hari bisa dipenuhi melalui makanan siang dengan komposisi gizi lengkap yang memberikan 30-35 persen kebutuhan sehari,” jelas Fitri.

Fitri juga menyampaikan bahwa susu, sebagai sumber energi, protein, lemak, dan kalsium, dapat digantikan dengan bahan makanan lain seperti ikan, telur, sayuran, dan kacang-kacangan.

Baca Juga:  Dampak Positif Program MBG bagi Pelajar OAP di Manokwari

Lebih lanjut, Fitri menekankan pentingnya standarisasi bahan makanan dalam penyelenggaraan program ini agar nilai gizi yang diberikan terjamin dan sesuai standar. Ia menambahkan bahwa seiring bertambahnya usia anak, kebutuhan kalori juga meningkat. Oleh karena itu, porsi makanan perlu disesuaikan dengan kelompok usia, mulai dari anak PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

Dengan adanya program ini, diharapkan kebutuhan gizi anak-anak Indonesia dapat terpenuhi secara optimal, mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka dengan baik.

Baca Juga:  Google Berinvestasi Miliaran Dollar AS untuk Bangun Pusat Data

Sumber: ANTARA