Ragam  

Siap Meluncur 19 Juni Besok, Inilah Fakta Menarik Tentang Satelit SATRIA-1

Ilustrasi - Tampilan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. ANTARA/HO-BAKTI Kemenkominfo/am.

Jakarta, tiradar.id – Badan Aksesibilitas dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kemenkominfo) sedang bersiap-siap untuk meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) dalam beberapa hari mendatang di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Peluncuran tersebut akan terjadi pada 18 Juni waktu setempat atau 19 Juni Waktu Indonesia Barat, berdasarkan informasi yang diterima di Orlando, Amerika Serikat pada Kamis waktu setempat.

Perangkat ini akan memberikan akses internet di fasilitas publik seperti wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan menyimpan banyak fakta menarik.

Dikutip dari laman Antaranews.com, Jumat (16/6/2023) berikut adalah beberapa fakta menarik tentang SATRIA-1 berdasarkan infografis yang disajikan oleh BAKTI Kemenkominfo, pada hari Kamis.

SATRIA-1 menjadi satelit terbesar di Asia dengan total kapasitas layanan sebesar 150 Gbps. Satelit ini menggunakan teknologi VHTS (Very High Throughput Satellite) dan menjadi satelit Ka-band pertama yang dimiliki oleh Indonesia.

Baca Juga:  Mengenal Buah Salak dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Dengan berat 4.600 kilogram (4.6 ton), SATRIA-1 adalah satelit pertama yang menggunakan bodi Spacebus Neo Level 6.

Selain itu, satelit ini juga memiliki lima panel surya untuk menghasilkan daya listrik, tiga antena reflektor, dan 116 spot beams untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Satelit ini dilengkapi dengan teknologi pemrosesan digital terbaru dan memiliki empat pendorong listrik.

Fakta unik lainnya tentang SATRIA-1 adalah bahwa satelit ini akan diluncurkan oleh SpaceX, perusahaan antariksa yang dimiliki oleh Elon Musk.

Baca Juga:  Telkomsel Sediakan Jaringan 4G di Kapal Mudik

Satelit yang telah disiapkan sejak 3 Mei 2019 ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Setelah diluncurkan, SATRIA-1 akan ditempatkan di orbit 146 Bujur Timur (BT) dan diharapkan memiliki masa operasional minimal 15 tahun.

Selain SpaceX, berbagai perusahaan internasional lainnya juga terlibat dalam proyek ini, termasuk Thales Alenia Space (TAS) yang merakit SATRIA-1.

The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) dan Kratos bertanggung jawab atas operasional 11 stasiun bumi untuk memantau dan mengontrol SATRIA-1.

SATRIA-1 akan membawa internet ke banyak fasilitas umum, seperti kantor desa, kantor kelurahan, kantor kecamatan, sekolah, rumah sakit, puskesmas, serta layanan keamanan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses internet.

Baca Juga:  Menjaga Kebugaran Selama Puasa Ramadhan: Tips dari Pakar dan Pelatih Kebugaran

Dengan adanya internet yang disediakan oleh SATRIA-1, sekitar 150.000 titik di wilayah 3T akan terlayani, dengan harapan dapat memberikan kesetaraan dalam infrastruktur digital.

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Fakta menarik tentang SATRIA-1 yang meluncur 19 Juni 2023